Dairi - Perayaan HUT Kemerdekaan ke-75 RI di Kabupaten Dairi, Sumut, berbeda dari biasanya. Tidak tampak acara perlombaan-perlombaan di tengah warga.
Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat nasionalisme masyarakat untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan.
Seperti di Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, warga melakukan penghormatan bendera di sekitar lokasi tempat tinggal masing-masing, Senin, 17 Agustus 2020.
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Siempat Nempu, Darwin Efendi Siahaan dikonfirmasi lewat telepon menyebut, sebelumnya pemerintah kecamatan telah menyampaikan imbauan kepada warga, untuk melakukan penghormatan bendera pukul 10.17 WIB hingga 10.20 WIB.
"Bukan hanya masyarakat yang melakukan penghormatan bendera. Lonceng di gereja dan beduk di masjid juga dibunyikan selama tiga menit," kata Darwin.
Ditambahkan Darwin, kegiatan upacara bendera di kantor kecamatan, ditiadakan. Demikian halnya dengan acara hiburan, maupun perlombaan-perlombaan.
Warga di Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi, menunjukkan nasionalisme dengan melakukan penghormatan bendera, di pekarangan masing-masing, Senin 17 Agustus 2020 (Foto: Tagar/istimewa)
Pada beberapa foto yang diunggah Darwin di akun Facebooknya, tampak warga dari anak kecil hingga orang tua, menghormat bendera di depan rumah masing-masing.
Kami menghargai jasa pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa Indonesia
Bahkan, ada ibu sambil menggendong anaknya, tetap semangat menghormat bendera. Kepulan asap pembakaran sampah di dekat mereka, tidak mengurangi makna.

"Kami bukan kurang kerjaan atau apalah sebutan lain. Tapi kami menghargai jasa pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Jayalah negeriku. Dirgahayu HUT ke-75 RI," tulis Darwin, caption pada beberapa foto yang diunggah di akun Facebooknya itu.
Tradisi Marbinda
Sementara itu, warga di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo, merayakan HUT Kemerdekaan dengan tradisi marbinda.
Marbinda merupakan tradisi bagi mayoritas warga di beberapa dusun di Desa Sitinjo saat memperingati HUT Kemerdekaan RI. Marbinda tidak hanya dilakukan saat perayaan Natal dan Tahun baru.
Adapun marbinda, adalah menyembelih hewan, kemudian dibagi rata untuk tiap warga yang menjadi peserta.
"Marbinda bertujuan untuk merawat kebersamaan. Kami marbinda babi," kata Antan Kudadiri, 36 tahun, kepada Tagar.
Sebagaimana diketahui, tradisi marbinda memang masih terus dilakukan terutama di daerah-daerah pemukiman orang Batak yang ada di Sumatera Utara.
Tradisi itu dinilai sarat makna, antara lain kebersamaan, kekeluargaan dan kehangatan. Dengan marbinda, setiap orang bisa merasakan suka cita bersama.[]