Jakarta - Nama Ibu Dibyo, lama dikenal sebagai salah satu perusahaan layanan jasa penjualan tiket berbagai pertunjukan termasuk konser musik populer di Indonesia sepanjang era 1980-an hingga 1990-an.
Hingga kini, di tengah zaman digital yang juga masuk ke industri layanan penjualan tiket pertunjukan, nama Ibu Dibyo masih kokoh bersaing dan menjalankan usahanya seperti dulu.
Bagi generasi 1990-an, nama Ibu Dibyo sangat akrab di telinga. Nama tersebut berulang kali disebut di televisi swasta manakala promosi acara konser musik musisi terkenal dalam dan luar negeri ditayangkan.
Saat itu, informasi belum secanggih era internet seperti sekarang. Generasi saat itu hanya bisa menerka-nerka apa dan bagaimana sosok pengusaha perempuan tersebut.
Mengutip informasi dari laman resminya, sosok Ibu Dibyo memang merupakan nama pemilik usaha layanan penjualan tiket tersebut, yang telah dirintis selama dua dekade sebelum populer.
Pada tahun 1963, Ida Kurani Soedibyo, atau yang lebih akrab disapa Ibu Dibyo, membuka usaha penjualan tiket film untuk membantu suami membuka sekolah di Menteng. Lambat laun rumahnya di Jalan Cikini Raya nomer 10 itu juga menjual tiket konser, sepak bola, bulu tangkis, dan pertunjukan seni.
Kesuksesan awal usaha itu adalah saat menjual tiket grup disko yang terkenal pada tahun 1970-an, Boney M. Beberapa musisi besar yang tiketnya didistribusi olehnya adalah Phil Collins, Mick Jagger, Diana Ross, Michael Learns to Rock, Boyzone, Westlife, dan masih banyak lagi.
Persaingan usaha penjualan tiket semakin berkembang pada era internet pada tahun awal 2000-an, saat perusahaan baru menawarkan jasa penjualan melalui situs dan kanal digital. Di era itu, orang tidak perlu memesan di ticket box atau via telepon, melainkan melalui surat elektronik atau e-mail.
Mengikuti perkebangan zaman yang kian maju, kini calon pembeli dapat melakukan pemesanan instan tiket-tiket pertunjukan yang diminati melalui berbagai aplikasi yang disediakan perusahaan layanan penjualan karcis.
Pada Maret 2002, Ibu Dibyo wafat dan usaha layanan penjualan tiket miliknya diteruskan oleh keempat orang anaknya. Hingga kini, perusahaan ticket box Ibu Dibyo masih berdiri.
Waktu demi waktu nama agen tiket Ibu Dibyo bersanding dengan banyak perusahaan penjualan tiket lain. Cara masing-masing perusahaan itu menawarkan promosi juga semakin kreatif dan segar.
Saat ini Ibu Dibyo sebagai sebuah nama perusahaan penjualan tiket berkantor di Jalan Benda 7 nomer 11-13 Jakarta Selatan. Agen tersebut masih melayani penjualan tiket untuk Event Internasional dan nasional, yang meliputi olah raga, keluarga, seminar, gaya hidup, musik, hiburan, dan tentu saja traveling.
Logo perusahaan layanan penjualan tiket pertunjukan, Ibu Dibyo. (Foto: Situs Resmi Ibu Dibyo)
Akrab di Telinga
Seorang pegawai swasta bernama Dodi, mengatakan kepada jurnalis Tagar bahwa ia sangat akrab dengan nama Ibu Dibyo. Pria 42 tahun itu mengaku kerap mendengar nama itu dalam iklan-iklan konser musik, baik skala kecil, sedang, dan besar.
"Hampir setiap 15 menit, namanya disebut oleh penyiar TV. Waktu itu saya menebak Ibu Dibyo itu pasti pengusaha yang sukses karena usahanya lancar," kata dia di Semarang, pada Rabu, 15 April 2020.
Namun begitu, Dodi mengaku belum pernah melihat bentuk ticket box milik Ibu Dibyo karena dia menghabiskan masa remaja di Semarang. Selain itu, baginya harga tiket konser musik tersebut sangat mahal.
Lain lagi yang disampikan Nur, seorang warga Jatiasih, Bekasi. Perempuan 47 tahun mengaku punya kenangan dengan konser musik pada era itu.
Baca juga: Once dan Andien Ramaikan Konser Kenang Glenn Fredly
Ia mengatakan, penyelenggaraan pertunjukan musik kerap berujung kerusuhan lantaran kelompok yang enggan membeli tiket sering memaksa masuk ke arena keriaan dengan menjebol gerbang atau pembatas.
"Tahun 90-an, konser musik terbesar adalah Metallica di Lebak Bulus. Saat itu saya lupa beli lewat Ibu Dibyo atau tidak, karena titip teman," kata dia. []