Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum memutuskan melakukan pembelian kembali atau buyback saham-saham perseroan pelat merah. Pasalnya, kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga saat ini pihaknya masih memantau kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diketahui anjlok lebih dari enam persen.
"Iya mengkaji, tapi belum [ada keputusan]. Kami memang sudah concern dengan kondisi market ini," ujar Arya Sinulingga di Jakarta, Senin, 9 Maret 2020 seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: IHSG Berdarah, Ada Apa? Apa yang Harus Dilakukan?
IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah dan ditutup melemah 361,73 poin atau 6,58 persen ke posisi 5.136,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 73,28 poin atau 8,26 persen menjadi 813,75.
Analis Indopremier Sekuritas Mino mengatakan pelemahan IHSG masih disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap penyebaran wabah virus corona atau COVID-19.
Selain itu, turunnya IHSG disebabkan anjloknya harga minyak dunia karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) gagal menyepakati pemangkasan produksi dengan Rusia.
Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor aneka industri turun paling dalam yaitu minus 9,42 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor industri dasar masing-masing minus 7,92 persen dan minus 7,35 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp 217,84 miliar.
Secara sektoral, seluruh sektor terkoreksi dimana sektor aneka industri turun paling dalam yaitu minus 9,42 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor industri dasar masing-masing minus 7,92 persen dan minus 7,35 persen. []