Bandung - Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi menilai pergerakan demonstrasi di DPR menjadi salah satu penyebab kuat anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia.
Kendati demikian Acu, sapaannya, menilai demonstrasi hanya berdampak jangka terhadap IHSG. Dia berharap, pemerintah secepatnya dapat menyelesaikan segala persoalan, agar demonstrasi tidak berdampak luas terhadap stabilitas ekonomi.
"Saya kira harus ada segera kejelasan agar demo tidak terus berlanjut. Itu dampak jangka pendek. IHSG memerah, melemah paling dalam di Asia kemarin," kata dia kepada Tagar, di Bandung, Rabu, 25 September 2019.
Kalau demo ini semakin masif, tentu akan menjadi parameter ketidakpastian. Dan itu akan berpengaruh pada persepsi investasi dalam jangka pendek di bursa dan pasar surat utang.
Seandainya demonstrasi terus berlanjut, lanjutnya, maka akan menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku investasi di lantai bursa maupun investor di surat utang yang bisa keluar perlahan.
Indikator Indek Saham Indonesia yang Anjlok Pada Selasa Kemarin (Foto: Tagar/IHSG/Erian).
"Kalau demo ini semakin masif, tentu akan menjadi parameter ketidakpastian. Dan itu akan berpengaruh pada persepsi investasi dalam jangka pendek di bursa dan pasar surat utang," ucapnya.
Menurut Acu, kondisi IHSG sekarang ini masih bersifat dinamis. Artinya, jarak antara naik turunnya harga saham bisa saja menjadi liar dan tekanan terhadap kurs akan terjadi jika melihat fluktuasi kurs ke belakang.
Maka itu dia menyarankan pemerintah harus merespons cepat, menanggapi aksi para pendemo. Hal tersebut semata demi kestabilan negara dan ekonomi.
"Kondisi-kondisi sekarang masih bersifat dinamis. Volatilitasnya bisa saja liar terhadap kurs. Saya kira akan ada tekan melihat kondisi fluktuasi kurs ke belakang dan kemungkinan beberapa hari ke depan sambil menunggu release Bank Indonesia mengenai posisi cadangan devisa," tuturnya.
Sebelumnya, Menko Darmin memberikan pernyataan bahwa perekonomian Indonesia setelah aksi demo dia nilai stabil. Namun hal tersebut dipadang Acu, sebaiknya Menko menggunakan indikator jangka pendek, bukan jangka menengah.
"Saya kira enggak stabil dalam jangka pendek. Tolong ke Menko jangan pakai indikator jangka menengah, Karena lihat saja rilis data IHSG di atas. Betul mungkin dalam jangka menengah belum ada efek, karena ini baru jangka pendek. Coba kalau kondisi begini terus berlangsung, lihat saja data bulan depan," kata Acu. []