Purwokerto - Perempuan identik dengan kosmetik dan ragam warna kecantikan. Tapi di mata Iin Ayu, perempuan asal Purwokerto Banyumas, ular dan bisanya adalah sebuah pesona kecantikan yang tak bisa diukur dengan materi.
Puluhan kotak berukuran kecil dan besar terlihat berjajar di rumah Iin Ayu 53 tahun di Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah.
Selain box plastik yang didesain untuk tempat ular, ada pula kotak kayu ukuran 3x1 meter dengan penutup kaca. Semuanya berisi ular beragam ukuran, mulai ular tidak berbisa hingga ular dengan bisa mematikan.
Ular piton warna cokelat sebesar paha orang dewasa terlihat melingkar di pojok kandang. Sementara di sebelahnya terdapat ular king kobra warna kuning sebesar lengan orang dewasa.
King kobra tersebut nampak agresif dan sesekali mengangkat kepala. Apalagi jika melihat ada gerakan di depan kaca, seolah siap mematuk mangsa di depannya.
"Ini king kobra asli Sumatera, umurnya sudah empat tahun, panjangnya kurang lebih empat meter lebih," ujar Iin, Selasa, 17 Desember 2019.
Sejak masih gadis atau tahun 1980-an, Iin sudah senang memelihara reptil. Kini di rumahnya terdapat 150 ular berbagai jenis. Selain king kobra, ada juga kobra Jawa yang berkulit hitam pekat.
"Kalau kobra Jawa tidak terlalu agresif tapi bisa atau racunnya sama mematikan," terang Iin.
Banyaknya ular yang dipelihara berkonsekuensi dengan pemberian pakan. Untuk ular kobra biasanya diberi makan ular lain yang ukurannya lebih kecil. Sebab kobra jenis ular kanibal.
Untuk piton, ia memberi pakan ayam. Setiap dua pekan sekali 15 ekor ayam disediakan untuk piton dan sanca. Pakan lain yang disediakan adalah tikus putih. Sedikitnya 100 ekor tikus putih harus ia sediakan per minggunya.
Cucu Suka Ular
Kecintaannya pada ular tersebut ternyata menular ke anggota keluarga Iin. Kebetulan Iin Ayu tinggal serumah bersama dua orang putra dan satu orang cucu.
Kirei adalah cucu perempuan yang sejak kecil sudah akrab dengan ular. Bahkan baru diam menangis saat dimasukkan ke kandang ular kobra.
"Kirei paling suka bermain ular kobra, padahal ini berbahaya mengingat kobra adalah hewan yang tidak bisa jinak," terangnya.
Soal kasus ular ditemukan di dalam rumah, Iin punya pandangan dan saran. Biasanya di rumah itu banyak tumpukan barang yang lama tidak dibersihkan.
Kirei paling suka bermain ular kobra, padahal ini berbahaya mengingat kobra adalah hewan yang tidak bisa jinak.
Iin dan cucu serta pecinta ular dari Bawor. (Foto: Tagar/Abdul Wahid)
Ular sangat suka dengan tempat seperti itu, apalagi jika kondisinya lembab. Jadi sebaiknya buang barang yang sudah tidak terpakai. Atau jika masih bisa dipakai, serutin mungkin membersihkan barang bekas tersebut.
"Selain barang bekas, pot bunga, buku di gudang juga harus sering di bersihkan dan dibongkar ulang," ucap dia.
Sementara kendati cukup lama bergaul dengan ular, bukan berarti Iin mengganggap enteng perilaku hewan melata itu. Wanita ini mengaku memiliki kekebalan khusus yang digunakan saat berburu. Selain tentunya tetap berhati hati ketika menghadapi ular.
"Jika tidak hati-hati, ibaratnya berhadapan dengan maut," ungkapnya.
Bentuk lain persiapannya menghadapi ular adalah dengan meminum ramuan tertentu untuk menangkal bisa ular. Tapi itu dulu, zaman Iin masih muda.
"Kalau dulu masih pakai daun-daunan, misal ada yang tergigit. Sekarang sudah tidak mempan. Jadi sebaiknya langsung ke rumah sakit," ucap dia.
Meski sudah melakukan upaya antisipasi bukan berarti gigitan ular tidak pernah dirasakan. Malah ia harus beberapa kali dilarikan ke rumah sakit karena terkena gigitan ular berbisa.
"Tidak sampai koma memang, taujar tapi itu berkat pertolongan Tuhan," ujar dia.
Selain untuk kegiatan hobi, Iin juga memanfaatkan ular peliharaannya untuk hal positif. Digunakan untuk sarana belajar sesama komunitas pecinta ular. Pengetahuannya seputar dunia ular menjadi rujukan masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dilakukan bersama komunitas, yakni edukasi kepada pelajar di sekolah. Kemudian ada terapi bagi orang yang fobia ular, hingga panggilan untuk rescue atau penangkapan ular.
Komunitas Bawor
Di komunitas Banyumas Wong Reptil atau Bawor, perempuan paruh baya tersebut termasuk yang paling tua dan dituakan. Sehingga banyak anggota Bawor muda kerap meminta sharing ilmu.
Saat ini, rumahnya juga dijadikan base camp bagi anggota komunitas. Jangan heran jika saban hari rumahnya selalu ramai. Malah banyak yang datang dari luar kota, baik terkait kegiatan komunitas maupun kebutuhan tertentu sesama penghobi ular.
Musim hujan seperti sekarang adalah waktunya telur-telur ular menetas.

Salah seorang pemburu ular di komunitas Bawor, Sera Deka mengungkapkan penangkapan ular di Kecamatan Rawalo atau sekitar 15 km dari Kota Purwokerto.
"Kebetulan saat itu sedang menghadiri hajatan, tiba-tiba ada anak ular kobra yang muncul. Kami dapat tiga ekor di sekitar lokasi," jelas pria 26 tahun itu.
Deka sendiri pernah digigit ular, di lengan tangan sebelah kiri dan jari tengah. Malah di jari tengahnya ada kenangan berupa tanda bekas luka sayatan operasi. Tanda itu cukup terlihat karena bekas sayatannya sudah berbentuk benjolan daging.
"Musim hujan seperti sekarang adalah waktunya telur-telur ular menetas. Biasanya anak ular akan langsung menyebar dan berburu makanan. Jadi jangan kaget dan takut ketika bertemu anak ular," terang dia.
Anggota Bawor lainnya, Ratno berbagi tips ketika tidak sengaja bersua dengan ular kobra. Ia berpesan agar orang tersebut tidak banyak bergerak. Sebab kobra adalah ular yang sangat sensitif dengan gerakan.
Langkah lain adalah tidak boleh panik. Segera mencari kayu, ranting, galah bambu atau benda yang panjang untuk menghadapi kobra. Singkirkan kobra dengan benda tersebut ke tempat yang jauh dari jangkauan orang lain, khususnya anak-anak.
Sementara jika tidak sengara terkena gigitan ular berbisa, upayakan untuk tetap tenang dan hindari banyak gerakan. Tujuannya agar racun ular tidak cepat menyebar ke dalam jaringan tubuh.
"Dan segera bawa ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan medis. Jika terlambat nyawa bisa menjadi taruhannya," pesan Ratno.
Mengenai mitos yang berkembang bahwa ular takut dengan garam, Ratno menyatakan tidak ada hubungannya. Justru ular akan menyingkir jika ada bau wangi menyengat, seperti bau kamper atau kapur barus.
Agar di rumah atau kantor tidak dijadikan sarang ular, upayakan tidak ada tumpukan barang yang bersifat lembab. " Ular selalu berburu tikus. Jika di rumah ada tempat yang lembab biasanya juga menjadi tempat tikus dan di situ akan jadi sarang ular," jelasnya.
Ditambahkan, sebagai bagian dari komunitas penghobi mereka pantang menyakiti ular. Seperti melepas gigi atau mengambil bisa setiap hari.
"Kebanyakan ular yang dipelihara merupakan hasil pembiakan, jadi tidak merusak ekosistem alam," imbuh dia. []
Baca juga:
- Catat, Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular Kobra
- Harga Serum Anti-Bisa Gigitan Ular Kobra Mahal
- Khasiat Ular Kobra, Ternyata Dapat Sembuhkan Kanker