Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullah Mansuri menilai keputusan Kementerian Pertanian (Kementan) menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih dari China tak akan terlalu mengubah harga komoditas tersebut di pasaran.
Pasalnya, secara psikologi ada kekhawatiran publik bahwa bawang putih bisa menjadi sarana penyebaran virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China.
"Kami Ikappi memprediksi kalau impor berikutnya masih dari China, harga sulit ditekan seperti normal. Turun mungkin tetapi sulit sampai Rp 30.000 per kilogram," ucap Abdullah saat dihubungi di Jakarta, Senin, 10 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Oleh karena itu, Ikappi kata dia meminta pemerintah mengimpor bawang putih dari negara, selain China. Sehingga, ketika negara tersebut bermasalah, psikologi pasar dalam negeri tidak terganggu.
Negara-negara lain, seperti Thailand, Vietnam, dan Laos dapat menjadi alternatif impor bawang putih. Sebab, bawang putih dari negara tersebut menurutnya sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.
"Negara penghasil bawang putih yang lebih aman dari impor China karena isu terakhir ini menimbulkan psikologi pasar bergejolak," tuturnya.
Tapi, yang paling penting untuk menjaga harga bawang putih tak terlalu melonjak, pemerintah menurutnya mesti mengambil langkah pertama yakni menurunkan stok impor yang ada terlebih dahulu.
"Diturunkan ke pasar agar harga ditekan. Kalau stok banyak, saya jamin harga tidak naik. Akan tetapi, kalau harga tinggi dan stok tidak banyak, akan naik terus setiap hari," kata dia.

Buka Keran Impor Bawang Putih
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian (Kementan) memutuskan untuk menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan keran impor dibuka karena pemerintah khawatir stok bawang putih di dalam negeri tak mampu memenuhi kebutuhan bawang putih dua sampai tiga bulan ke depan.
"Stok kurang lebih 70.000 ton. Jadi sampai bulan Maret itu sebetulnya dari stok masih cukup, tetapi kita sudah buka [impor] untuk mengantisipasi," ujar Prihasto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 10 Februari 2020.
Kebutuhan konsumsi bawang putih nasional saat ini mencapai 560.000-850.000 ton per tahun atau sekitar 47.000 ton per bulan. Hanya saja, produksi bawang putih dalam negeri sebesar 85.000 ton per tahun atau sekitar 10 persen dari kebutuhan nasional.
Untuk memenuhi 90 kebutuhan bawang putih, pemerintah pun membuka keran impor, salah satunya dari China. Kenapa China, kata dia karena negeri tirai bambu itu merupakan salah satu negara penghasil komoditas bawang putih terbesar di dunia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor bawang putih yang dilakukan Indonesia pada 2019 mencapai 465.000 ton atau setara 529,96 juta dolar Amerika Serikat. []