Jakarta - Diskriminasi yang dilakukan kepada orang kulit hitam membuat sejumlah produk fesyen turun tangan. Merek fesyen asal New York, Amerika Serikat (AS), baru-baru ini merilis penutup kepala durag atau dorag sebagai perlawanan dari munculnya iklan sampo yang dituding rasisme terhadap masyarakat kulit hitam.
Dorag diketahui merupakan penutup kepala yang biasanya dipakai untuk menjaga gaya rambut agar tidak rusak ketika tidur, dan kerap dipakai orang kulit hitam mempercepat perkembangan gelombang, kepang, atau rambut gimbal.
Sedangkan iklan sampo yang dituding rasisme itu menampilkan orang kulit hitam dengan rambut keriting dinilai kusam, sedangkan orang kulit putih berambut pirang dilabeli bagus.
Akibatnya dari iklan tersebut, seluruh toko kelontong hingga apotek di Afrika Selatan meniadakan merek sampo itu. Kendati perusahaan sampo yang dicap rasisme itu meminta maaf, perlawanan terus digemakan sejumlah pemilik merek fesyen ternama.
Bintang film Star Wars, John Boyega (memegang megaphone) mengeluarkan pendapatnya berapi-api di hadapan khalayak luas yang mengikuti aksi Black Lives Matter di Hyde Park, London, Inggris, pada Selasa 2 Juni 2020. (Foto: Twitter/thenikkidiaries)
Dorag
Telfar merilis produk dorag bukan tanpa alasan. Aksesoris perawatan rambut itu merupakan salah satu yang kerap dipakai orang kulit hitam. Namun dahulu, sempat dilarang pemakainnya.
Larangan pemakaian Dorag bagi atlet dan masyarakat yang datang ke laga NBA, NFL, dan di mal, sekolah, serta tempat kerja di seluruh AS.
"Rihanna membuat sejarah pada bulan Maret 2020, ia memakainya [dorag] di sampul Majalah Vogue Inggris," demikian dikutip dari laman The Guardian.
Sejarawan fesyen, Darnell-Jamal Lisby mengatakan, diskriminalisasi kepada orang kulit hitam banyak dilakukan dengan cara menyinggung rambutnya. Dorag pun hadir di tengah masyarakat kulit hitam untuk menantang norma Eurosentris, atau pakem kecantikan yang hanya ada pada kulit putih.
"Eurosentrisme memegang kekuasaan dalam hal standar kecantikan dan memperkuatnya melalui penaklukan dan kolonialisme. Rambut dan gaya hitam dan berbagai gaya mengepang, atau bahkan bergelombang, menandakan suara ini yang mengabaikan standar kecantikan Eurosentris. Durag adalah bagian dari pengabaian ini, "kata Darnel.
"Saya bisa mengerti bagaimana itu mewakili protes aktif karena itu menandakan perayaan tentang hitam," sambungnya.
Musisi R Kelly dengan gaya rambut khas rapper. (Foto: Instagram/rkelly)
Rambut
Video yang dirilis oleh Majalah Glamour bertepatan dengan edisi kulit hitam pada September 2020, perempuan bernama Keke Palmer mengungkapkan rambut memang menjadi subjek rasisme terutama di lokasi kerja. Palmer menceritakan pengalamannya itu ketika berhadapan dengan HRD tempatnya mencari rezeki.
"HRD perusahaan mengatakan kepada saya bahwa rambut saya terlihat lebih profesional jika ditarik ke belakang dan disanggul daripada memelihara rambut keriting," ujar Keke kepada The Guardian.
Dalam penelitian yang tidak dijelaskan secara detail, The Guardian mengungkapkan, 83 persen perempuan kulit hitam dinilai berpenampilan kurang baik. Perempuan kulit hitam dengan gaya rambut alami dianggap kurang profesional dan rentan dipecat dari pekerjaan.