Jakarta- Maskapai berbiaya murah (LCC), Virgin Australia Airlines membatalkan semua penerbangan internasional dari 30 Maret hingga 14 Juni akibat dampak penyebaran virus corona Covid-19. Maskapai terbesar kedua di Negeri Kangguru ini juga mengurangi kapasitas penerbangan domestik di seluruh layanan Virgin Air dan grup usaha, Tiger Air sebesar 50 persen untuk menanggapi kebijakan pembatasan perjalanan yang diberlakukan pemerintah Australia pada akhir pekan lalu.
Turis asing yang datang ke Australia harus mengisolasikan diri selama 14 hari pada saat kedatangan. Perdana Menteri, Scott Morrison mendesak warga Australia tidak berpergianke luar negeri. Pemerintah juga menggelontorkan sekitar 715 juta dolar Australia untuk mengatasi dampak ekonomi.
Baca Juga: Covid-19, Produsen Mamin Tambah Suplai 20 Persen
Kami memasuki masa yang belum pernah terjadi sebelumnya di industri penerbangan global.
Virgin juga mengandangkan (grounded) 53 pesawatnya setelah penurunan jumlah penumpang yang signifikan. Namun perusahaan juga berupaya untuk menghindari redudansi staf dengan mengambil langkah-langkah antara lain cuti dengan pembayaran, cuti tanpa bayaran dan pemindahan.
"Kami memasuki masa yang belum pernah terjadi sebelumnya di industri penerbangan global, yang mengharuskan kami mengambil tindakan signifikan untuk mengelola bisnis secara bertanggung jawab," kata Direktur Virgin, Paul Scurrah kepada ASX.

Perusahaan akan mengurangi layanan penerbangan dari Melbourne ke Los Angeles dari 20 Maret mendatang. Sementara penerbangan dari Brisbane ke Toko yang merupakan layanan perdana dan dari Melbourne ke Denpasar ditunda mulai 29 Maret.
Seperti dikutip dari amp.sbs.com.au, selain Virgin, maskapai penerbangan Qantas juga memangkas penerbangan internasional sebesar 90 persen dan domestik 60 persen. Sementara maskapai Selandia Baru juga mengurngi 13 rute penerbangan ke Australia dan hanya mengoperasikan 20 persen dari kapasitas trans-Tasman reguler.
Simak Pula: Pembahasan Omnibus Law Bisa Ditunda karena Covid-19
Penurunan jumlah penumpang dan pengandangan pesawat mempengaruhi lebih dari 10 ribu pekerja Virgin. Perusahaan memerintahkan ribuan stafnya untuk mengambil cuti karena kondisi keuangan yang terus menurun. "Kita belum pernah mengalami masalah kesulitan seperti ini sebelumnya," ucap CEO, Paul Scurrah kepada wartawan, Rabu, 18 Maret 2020.[]
(Dhea Zirda)