Denpasar - Pandemi virus corona Covid-19 membuat sektor pariwisata di Bali terkena imbas. Hal itu terlihat dari penurunan kedatangan turis asing sebesar 31,19 persen di Februari dibandingkan Januari. Data Maret pun diperkirakan juga akan menurun lebih dalam lagi. Hal ini juga membuat transaksi valuta asing (valas) melalui kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank (KUPVA BB) juga menurun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan kegiatan usaha penukaran valuta asing (valas) bukan bank terkena imbas penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Baca Juga: BI Bali Karantina Uang 14 Hari Cegah Virus Covid-19
“Transaksi jual beli valuta asing melalui KUPVA BB pada Februari 2020 sebesar Rp2,75 Triliun. Terjadi penurunan sebesar Rp 486,8 miliar atau 15,32 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar Rp 3,24 triliun," kata Trisno kepada tagar.id, Kamis 9 April 2020.

Nominal transaksi valas mengalami penurunan tajam mulai Maret.
Berdasarkan data per 31 Maret 2020, jaringan KUPVA BB yang beroperasional di Bali sebanyak 636 kantor, terdiri dari 129 kantor pusat dan 507 kantor cabang. Secara spasial, 67 persen jaringan kantor KUPVA BB berada di Kabupaten Badung yang merupakan pusat pariwisata Provinsi Bali.
Menurutnya, nominal transaksi valas mengalami penurunan yang dalam mulai Maret. Penurunan nominal transaksi ini seiring dengan meluasnya penyebaran pandemi Covid-19.
Trisno menambahkan KUPVA BB turut melakukan penyesuaian jam operasional. Sebanyak 36 kantor pusat dan 64 kantor cabang atau sekitar 16 persen mengurangi jam operasional menjadi 1 shift atau hanya beroperasi setengah hari.
Selain itu, sebanyak 42 kantor pusat dan 218 kantor cabang atau sekitar 41 persen menerapkan kebijakan tutup sementara. Lokasi kantor yang ditutup didominasi oleh jaringan kantor yang berada daerah tujuan wisata (DTW), khususnya di Kabupaten Badung.
“Langkah pengurangan jam operasional dan penutupan sementara dilakukan selain dalam rangka mendukung kebijakan social distancing, juga dilakukan untuk efisiensi biaya operasional oleh pihak penyelenggara KUPVA BB," tutur Trisno.
Trisno juga mengatakan Kantor Perwakilan BI Bali akan berfokus pada peningkatan pemahaman pengelolaan KUPVA BB secara lebih baik. Antara lain, dengan pemberian pelatihan secara online terkait ketentuan terbaru, pelaporan, dan pengelolaan KUPVA BB secara baik dan benar serta evaluasi pengembangan mekanisme transaksi jual beli valas secara digital.
Baca Juga: Corona, Perusahaan di Bali Diminta Daftarkan PHK
Hal ini ditujukan untuk memberikan pilihan metode transaksi guna meningkatkan kenyamanan dan pelayanan kepada masyarakat. “BI akan terus berkoordinasi dengan penyelenggara KUPVA BB, APVA, serta stakeholders terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap keberlangsungan bisnis transaksi valas di Provinsi Bali, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh di kemudian hari untuk mengembalikan iklim bisnis transaksi valas pasca Covid-19," kata Trisno. []