Jakarta - Peneliti Institute for Developement of Economics and Finance (Indef), Media Wahyudi Askar, menilai bisnis sejumlah e-commerce mengalami shifting komoditas di masa sulit akibat pandemi Covid-19 sekarang ini.
"Jadi di e-commerce itu untuk komoditas-komoditas yang sifatnya tersier itu banyak juga yang mengalami penurunan, seperti penjualan barang elektronik, furniture. Katakanlah tidak mengalami peningkatan sebagaimana mestinya jika tanpa Covid-19," katanya saat dihubungi Tagar, Jumat, 26 September 2020.
Terjadinya shifting komoditas di e-commerce, kata Media, karena masyarakat, khususnya masyarakat menengah yang bekerja dari rumah hanya berbelanja barang-barang yang dibutuhkan saat ini. "Meski terjadi shifting komoditas di e-commerce, tapi terjadi peningkatan kalau dari segi agregat pendapatannya e-commerce, seperti shopee, lazada, tokopedia jelas mengalami peningkatan, tapi memang terjadi shifting komoditas," ucapnya.
Saat ini, kata dia, ada beberapa komoditas yang sedang tingkat penjualannya meningkat di e-commerce meski tidak signifikan.
"Komoditas di e-commerce yang lagi booming itu memang yang sifatnya barang perdagangan, seperti pakaian rumahan, mainan anak-anak, beberapa barang-barang yang bisa digunakan di rumah, usaha kuliner yang sifatnya makanan sudah jadi, itu cukup booming sekarang," ujar Media.
Namun, jika memang mengalami peningkatan, menurut Media, sejauh ini daya beli masyarakat yang lemah. Padahal, daya beli masyarakat menjadi salah satu hal penting dalam bisnis di e-commerce.
"Jadi, itu tadi demandnya yang bermasalah, masyarakat masih menahan diri, dan juga secara pendapatan terjadi penurunan karena aktivitas ekonomi yang menurun," tutur Media.