Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah sedang merumuskan insentif untuk sektor industri pariwisata, salah satunya, insentif untuk maskapai penerbangan dan penginapan. Hal tersebut dilakukan untuk menangkal dampak negatif meluasnya virus corona terhadap perekonomian domestik.
"Beberapa hal seperti subsidi ke penerbangan, terutama pariwisata domestik dalam rangka meningkatkan belanja dari masyarakat untuk menopang sektor pariwisata," kata Sri Mulyani di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, 11 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.
Namun, menurutnya rencana insentif yang diminta oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum final. Saat ini, rumusan masih dikaji oleh kementerian terkait yakni Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap insentif dapat meningkatkan kunjungan ke sejumlah destinasi dalam negeri. Sebab, sejak menerapkan kebijakan penutupan sementara penerbangan rute dari dan ke China ke Indonesia tiga destinasi pariwisata, yaitu Bali, Bintan, dan Sulawesi Utara sepi pengunjung.
Insetif yang diinginkan Budi Karya adalah paket penerbangan dengan penginapan. "Yang paling efektif adalah bundling (paket) seperti ke penerbangan dan hotel," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio sebelumnya mengatakan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan devisa empat miliar dolar Amerika Serikat (AS) karena kebijakan penutupan sementara penerbangan rute dari dan ke China ke Indonesia.
Pasalnya, Inndonesia selama ini banyak dikunjuni wisman asal asal Tiongkok. Berdasarkan catatan, wisman China mencapai dua juta orang dalam setahun. []