Jakarta - Ketua Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) KP Norman Hadinegoro menilai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai provokator, lantaran menginstruksikan umat Islam tetap menunaikan ibadah salat Jumat di masjid sesuai protokol di tengah wabah virus corona (Covid-19).
"Rizieq Shihab dikenal provokator. Manfaatkan pengikut-pengikutnya yang awam dalam berkeyakinan agama," ujar Norman kepada Tagar, Selasa, 21 April 2020.
Dia menilai banyak dari pengikut Rizieq yang tidak rasional, sehingga terjerumus dalam cara dan pola pandang yang sempit.
Baca juga: Rizieq Shihab Instruksi Salat Jumat Saat Wabah Corona
Menurutnya, agama manapun tidak melarang orang untuk beribadah. Namun, Covid-19 adalah bencana dunia dan Indonesia juga sedang merasakan bencana global itu.
Norman mengaku tidak habis pikir dengan instruksi ataupun imbauan Rizieq Shihab terkait pelaksanaan salat Jumat. Sebab, sepengetahuannya, di Arab Saudi saja ada upaya pembendungan orang beribadah untuk sementara, semata agar corona tidak menyebar.
"Masjidil haram Mekah dan Madinah sebagai pusat ritual agama Islam terbesar menutup Kabah, menghindari penyebaran virus Covid-19 yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya," ucap dia.
Sebelumnya, Rizieq Shihab mengeluarkan instruksi berisi imbauan kepada umat Islam, untuk tetap menunaikan ibadah salat Jumat di masjid dengan memperhatikan protokol pencegahan penularan virus corona atau Covid-19, salah satunya physical distancing.
Baca juga: Wasiat Rizieq Shihab soal Pemakaman Jenazah Covid-19
10 instruksi Imam Besar FPI Rizieq Shihab soal salat Jumat di masa wabah virus corona. (foto: Twitter/@NgajiBareng_FSI)
Instruksi tersebut tertulis dalam poster yang diinformasikan akun Twitter @NgajiBareng_FSI, seperti dilihat Tagar, Senin malam, 20 April 2020.
Di dalamnya terdapat 10 syarat yang harus dipenuhi umat muslim ketika hendak menunaikan ibadah salat Jumat di masjid selama ada wabah corona.
Rizieq Shihab dikenal provokator. Manfaatkan pengikut-pengikutnya yang awam dalam berkeyakinan agama.
Rizieq menyebut, intruksi tersebut timbul dari sebuah pertanyaan, jika aktivitas kerja saja masih bisa dilakukan, mengapa masjid harus ditutup.
"Jika saat wabah ternyata pabrik tetap kerja dan terminal stasiun tetap buka, KRL, dan armada bus tetap beroperasi, serta rapat paripurna DPR RI tetap digelar dan siaran pers terbuka pejabat dengan wartawan tetap diadakan dengan dalih ada aturan jaga jarak, maka salat Jumat lebih utama untuk dilaksanakan dengan aturan jaga jarak," ujar Rizieq Shihab. []