Kudus - Pemerintah Kabupaten Kudus telah menutup sejumlah tempat wisata di bawah pengelolaannya untuk memutus mata rantai penularan virus corona. Hanya saja, instruksi penutupan ini tak bisa menjangkau tempat wisata religi yang dikelola swasta atau lembaga masyarakat.
Kepala Bidang Pariwisata Mutrikah mengatakan pihaknya telah melakukan penutupan sejumlah objek wisata di Kudus. Seperti Taman Krida, Museum Kretek, Museum Patiayam, Tugu Identitas, Taman Budaya Sosrokartono hingga Taman Ria Colo.
Tidak kami tutup pun kini kondisinya sepi.
Namun untuk wisata religi di makam Sunan Kudus dan Sunan Muria diakui belum tutup. Pengelolaan objek wisata yang kendalinya dipegang oleh yayasan, membuat Pemerintah Kudus tidak bisa berbuat banyak.
"Sudah kami surati untuk melakukan penutupan. Tetapi keputusan terakhir kami kembalikan ke masing-masing yayasan," kata dia, Kamis, 26 Maret 2020.
Tika, sapaan akrab Mutrikah, menuturkan surat imbauan penutupan objek wisata telah dikirimkan sejak sepekan lalu. Kebijakan penutupan objek wisata di Kudus menindaklanjuti surat dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Penutupan itu selama 14 hari, mulai tanggal 16-29 Maret 2020.
Tujuannya untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19. "Kami tidak ingin kecolongan. Karena peziarah dan pengunjung wisata di Kudus berasal dari berbagai daerah. Tentu ini sangat beresiko akan penyebaran virus corona," kata dia.
Terpisah, Humas Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Deny Nur Hakim mengakui wisata religi makam Sunan Kudus masih buka. Terkait alasannya, ia enggan menjelaskannya secara gamblang.
"Tidak kami tutup pun kini kondisinya sepi," katanya singkat saat ditemui Tagar, Selasa, 24 Maret 2020.
Deny tidak menampik menurunnya kunjungan wisata di makam Sunan Kudus disebabkan isu virus kunjungan. Masyarakat yang diimbau melakukan social distancing membuat geliat pariwisata menjadi lesu.
Padahal di bulan-bulan jelang Ramadan seperti saat ini, biasanya ada puluhan ribu peziarah yang datang ke makam Sunan Kudus setiap harinya. Tercatat sekarang hanya ada puluhan peziaran yang datang ke makam Syekh Ja'far Shoddiq. Itupun didominasi kunjungan dari warga lokal.
Deny menambahkan meski tetap buka, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19 sebagaimana imbauan pemerintah. Di antaranya, menyediakan sabun di kamar mandi maupun tempat wudu. Bahkan penyemprotan disinfektan ke seluruh area makam dan masjid sebanyak dua kali dalam sehari.
Tikar yang digunakan sebagai alas salat juga telah digulung. Pengelola wisata juga menyediakan jamu empon-empon bagi peziarah, yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menangkal corona. []
Baca juga:
- Pusingnya Hotel Jawa Tengah Hadapi Pandemi Covid-19
- Jumlah Objek Wisata Kulon Progo Tutup Gegara Corona
- Candi Borobudur Ditutup Total Karena Corona