Dubai - Perekonomian dunia menghadapi krisis terburuk sejak depresi hebat tahun 1930-an, Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan peringatan pada Selasa, 14 April 2020. Penasihat ekonomi IMF, Gita Gopinath mengatakan pandemi Covid-19 telah menghentikan aktivitas ekonomi di seluruh dunia.
Great Lockdown, demikian orang menyebutnya, diproyeksikan menyusutkan pertumbuhan global secara dramatis
Gopinath memperkirakan perekonomian dunia akan menyusut sekitar tiga persen tahun ini. "Sangat mungkin bahwa tahun ini ekonomi global akan mengalami resesi terburuk sejak depresi hebat, melebihi yang terlihat selama krisis keuangan satu dekade lalu. Great Lockdown, demikian orang menyebutnya, diproyeksikan menyusutkan pertumbuhan global secara dramatis," ucapnya seperti diberitakan dari Arab News, Rabu, 15 April 2020.
Baca Juga: IMF Beri Keringanan Utang 25 Negara, Indonesia Masuk?
IMF memproyeksikan penurunan pertumbuhan terbesar akan dialami Italia sebesar 9,1 persen. Sementara AS diperkirakan akan turun 5,9 persen tahun dan China sebesar 1,2 persen, tingkat pertumbuhan terendah selama beberapa dekade terakhir.

Hasil pertumbuhan yang lebih buruk adalah mungkin dan bahkan mungkin.
Timur Tengah dan Asia Tengah diproyeksikan akan turun 2,8 persen, dengan Arab Saudi diperkirakan akan turun 2,3 persen. Laporan terperinci tentang wilayah tersebut akan dirilis Rabu waktu setempat.
Pertumbuhan mungkin meningkat tahun depan dan bisa mencapai 5,8 persen jika pandemi memudar pada paruh kedua 2020 dan ekonomi mendekati normal. Namun IMF tetap mewaspadai terhadap perkiraan pemulihan yang prematur.
"Masih ada ketidakpastian di sekitar perkiraan pandemi itu sendiri, kejatuhan ekonomi makro, dan tekanan terkait di pasar keuangan dan komoditas. Hasil pertumbuhan yang lebih buruk adalah mungkin dan bahkan mungkin," tutur Gopinath.
Namun, pasar tampaknya mulai bisa bersikap lebih tenang. Hal itu terlihat dari indeks saham di bursa Wall Street yang positif. Indeks S&P 500 yang menjadi denyut nadi utama kesehatan Wall Street, naik 2,5 persen pada hari laporan IMF ini diterbitkan.
Baca Juga: IMF dan Bank Dunia Siap Perang Lawan Virus Corona
Beberapa ahli percaya bahwa langkah positif di pasar saham global berarti dampak terburuk dari pandemi Covid-19 terhadap ekonomi sudah berakhir. Goldman Sachs, salah satu bank terbesar di dunia, mengatakan pihaknya tidak memperkirakan penurunan saham lebih lanjut setelah stimulus 2 triliun dolar AS yang diluncurkan pemerintah AS, meskipun jumlah korban jiwa di negara itu meningkat signifikan.[]