Jakarta – Kelompok imigran Haiti yang dideportasi ke Ibu Kota, Port-au-Prince, dengan menggunakan tiga penerbangan dari Badan Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) Amerika Serikat pada Minggu, 19 September 2021, mengkritik cara mereka dideportasi dan mengutuk perlakuan yang mereka terima selama ditahan.
"Mereka tidak memperbolehkan kami membawa barang-barang kami. Rasanya seperti di penjara, tak ada makanan, tidak ada apa-apa," kata Dieudonne Cassagne kepada VOA. Cassagne berasal dari Gonaives di Haiti utara dan tinggal di Chile sebelum melakukan perjalanan ke perbatasan Texas.
"Pagi ini mereka membangunkan kami pagi-pagi dan menyuruh kami, 'Ayo,' dan kemudian kami baru sadar bahwa mereka membawa kami ke bandara."
Ribuan imigran berada di kamp darurat di bawah jembatan dekat perbatasan AS-Meksiko, di Kota Del Rio, Texas, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)
Pemerintahan Biden pada Sabtu, 18 September 2021, mengumumkan keputusan untuk mendeportasi ribuan migran Haiti yang berkerumun di bawah jembatan di Del Rio, Texas, di perbatasan AS-Meksiko.
Jumlah migran yang berdatangan melebihi sumber daya patroli perbatasan untuk menangani mereka, kata para pejabat Sabtu, 18 September 2021.
Kepala Patroli Perbatasan AS Raul Ortiz mengatakan sebanyak 3.300 migran asal Haiti telah ditahan pada akhir pekan. Para pejabat memperkirakan jumlahnya akan bertambah.

ICE bersiap-siap untuk melakukan upaya deportasi lagi pada Senin, 20 September 2021 (vm/rs)/voaindonesia.com/VOA. []
Amerika Beri Perlindungan Sementara Bagi Imigran Haiti
Wapres AS Serukan Kerja Sama AS dan Meksiko Kurangi Imigran
Lagi, Donald Trump Mengeluarkan Kata Rasis Terhadap Imigran
Imigran Dari 12 Negara Tidak Berhak Jadi Penduduk Tetap AS