New Delhi - Pemerintah kota New Delhi akan memberlakukan aturan ganjil genap kendaraan bermotor di jalan raya untuk mengantisipasi dampak polusi udara yang kondisinya sudah semakin mengkhawatirkan. Uji coba aturan pembatasan kendaraan ini akan dilakukan hingga 15 November mendatang.
Pada Senin, 04 Novemnber 2019, giliran mobil dengan plat nomor yang boleh masuk kawasan pemberlakukan aturan ganjil genap. Reuters yang mematau lalu lintas, melihat masyarakat mematuhi aturan aturan ganjil genap. Hal itu terlihat tidak ada mobil dengan plat nomor ganjil berseliweran di jalan raya.
Namun sejumlah pemilik kendaraan ketika diwawancara Reuters mengaku tidak nyaman dengan adanya aturan ganjil genap. Sagar Bajaj (29 tahun), mengaku kesulitan mendapatkan taksi atau kendaraan online, padahal ia harus segera menghadiri pertemuan. Ia sudah lama menunggu taksi di Connaught Place, sebuah kawasan yang sibuk di New Delhi.
"Ini sungguh tidak nyaman. Saya harus datang tepat waktu ke pertemuan, tapi sampai sekarang taksi belum ada," katanya. Bajaj biasanya membawa kendaraan pribadi ke kantor. Namun karena plat nomornya ganjil, ia tidak bisa membawa mobil.

Vijay Goel, anggota parlemen dari partai Bharatiya Janata (BJP) menentang pemberlakukan sistem ganjil genap, dengan mengendarai mobilnya yang memiliki plat nomor ganjil. Ia membantah kalau mobil disebut-sebut sebagai penyumbang buruknya kualitas udara di New Delhi. "Asap mobil hanya menyumbang tiga persen polusi udara," katanya.
Baik BJP, partainya Perdana Menteri Narendra Modi dengan partai oposisi tak terlalu merespon dengan kebijakan pemerintah kota yang dijalankan oleh Partai Aam Aadmi (AAP). Partai BJP, oposisi dan Partai AAP saling menyalahkan atas penurunan tajam kualitas udara di New Delhi. Keputusan Goel untuk melanggar aturan ganjil genap menunjukkan bahwa partai politik terpecah dalam menyikapi masalah polusi udara.
Menurut perkiraan resmi, emisi kendaraan bermotor dan industri menyumbang lebih dari 50 persen polusi udara di New Delhi sepanjang tahun. Indeks kualitas udara yang dipasang di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) melebihi angka 500 pada siang hari, jauh di atas batas aman yang direkomendasikan 60. Ini mengindikasikan bahwa polusi udara sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Polusi udara memicu penyakit jantung dan paru-paru, kematian dini pada orang tua dan efek serius pada pernafasan.
- Baca Juga: Industri Sawit Malaysia Bisa Terpukul Boikot India
- Netflix dan Amazon Terancam Disensor di India