Oleh: Jake Horton, Daniele Palumbo & Tim Bowler - BBC Reality Check
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengeluarkan ancaman akan menghentikan pasokan gas ke negara-negara yang "tidak bersahabat" jika mereka tidak membayar impor gas dalam mata uang rubel Rusia.
Ancaman itu muncul setelah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris memberlakukan pembatasan impor minyak dan gas dari Rusia akibat invasinya ke Ukraina 24 Februari 2022 lalu.
Di tengah-tengah upaya negara-negara yang membatasi hingga menghentikan impor energi dari Rusia, Indonesia, melalui perusahaan BUMN Pertamina, justru berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang harganya lebih murah dari pasar internasional.
Untuk memenuhi konsumsi BBM (bahan bakar minyak) dalam negeri Indonesia harus melakukan impor BBM. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada bulan Februari 2022 Indonesia impor BBM sebanyak 2,12 juta ton senilai Rp 25,7 triliun, sedangkan pada bulan Januari 2022 sebanyak 1,83 juta ton.
Kementrian Luar Negeri RI menegaskan, Indonesia bebas bekerja sama dengan negara mana pun, termasuk Rusia - kecuali ada sanksi yang diatur Dewan Keamanan PBB.

1 Rencana Pertamina beli minyak Rusia
Sementara di Indonesia, beberapa waktu lalu Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam rapat dengan Komisi VI DPR, mengatakan perusahan energi plat merah itu berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang akan diolah di Kilang Balongan.
Nicke menambahkan, saat ini Pertamina tengah berkoordinasi dengan Kementrian Luar Negeri dan Bank Indonesia untuk memastikan proses pembelian ini tidak menyebabkan permasalahan politis. "Kami melihat ada peluanguntuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik," kata Nicke seperti dikutip Kantor Berita Reuters.
Sedangkan Kementrian Luar Negeri RI, melalui juru bicaranya, Teuku Faizasyah, menegaskan Indonesia bebas menjalin kerja sama bidang ekonomi dan lainnya dengan negara manapun.
Indonesia akan mematuhi larangan atau sanksi internasional jika diatur oleh Dewan Keamanan PBB.
"Indonesia tidak pernah mengikuti ajakan sanksi yang diberlakukan unilateral oleh pihak tertentu," kata Faizasyah dalam konferensi pers, 31 Maret 2022, seperti dikutip Harian Kompas.
SPBU Pertamina. (Foto: Tagar/MyPertamina)
2 Sanksi Barat untuk minyak dan gas Rusia
AS telah mengumumkan larangan penuh atas impor minyak, gas, dan batu bara dari Rusia.
Sementara, sekutunya, Inggris akan menghentikan pasokan minyak dari Rusia pada akhir tahun ini, dan Uni Eropa tengah mengurangi impor gas dari Rusia hingga dua pertiganya.
Pemerintah Inggris mengatakan, langkah itu memberikan cukup waktu untuk mencari pasokan energi alternatif.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengatakan, upaya negara-negara yang menolak minyak dari Rusia akan menyebabkan "bencana bagi pasar global".
Harga minyak dan gas dunia telah meningkat sejak invasi ke Ukraina, dan jika Rusia menghentikan ekspor, harga energi tak terbaharukan itu bisa meroket tajam (bbc.com/indonesia dan sumber-sumber lain). []
Pertamina Mempertimbangkan Beli Minyak Mentah dari Rusia
Krisis Ukraina Mengakibatkan Harga Minyak Asia Naik 2 Dolar
Harga Minyak Mentah Indonesia Naik Tipis di Level US$ 38,07
Lepas Cadangan Minyak, Strategi Amerika Turunkan Harga Minyak Dunia