Jakarta - Kerja sama riset teknologi kelautan dan perikanan telah berjalan cukup lama antara Indonesia dan Republik Korea. Kali ini melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Indonesia kembali menguatkan hubungan kerja sama dalam bidang riset teknologi kelautan dan perikanan melalui Korea - Indonesia Ocean ODA Research Equipment Handover Ceremony (03-06-2021).
Melalui lembaga pendidikan seperti ITB dan Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) pemerintah Kabupaten Cirebon mampu memanfaatkan teknologi kelautan dan perikanan ini.
Melalui seremoni penyerahan ini, Republik Korea melalui Kementerian Samudera dan Perikanan memberikan alat riset teknologi kelautan dan perikanan yang nantinya akan digunakan oleh Indonesia melalui Institut Teknologi Bandung. Hal ini terjadi lantaran adanya kesepakatan antara Kementerian Samudera dan Perikanan Republik Korea dan Kemenko Marves yang mendirikan Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) pada tahun 2018.
Hadir dalam handover ceremony kali ini mewakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin.
"Kerja sama riset teknologi kelautan dan perikanan sudah berjalan dengan sangat baik antar Indonesia dan Republik Korea melalui lembaga riset bersama, MTCRC. Mulai dari program OCEAN ODA di Cirebon, survey dasar laut untuk Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Bali, sampai membantu survey laut untuk mencari Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Perairan Kepulauan Seribu," tutur Deputi Safri Kamis, 3Juni 2021.
Kerja sama riset teknologi kelautan dan perikanan Indonesia-Korea.(Foto:Tagar/Kemenko Marves)
Deputi Safri menegaskan, kerja sama tidak akan berhenti sampai di sini. Nantinya akan berlanjut seperti untuk pemanfaatan satelit yang dimiliki oleh Republik Korea yang akan diusulkan dalam proyek ODA pada tahun mendatang.
Berbagai alat untuk melakukan riset teknologi kelautan dan perikanan ini nantinya akan dikelola oleh Institut Teknologi Bandung. Beberapa peralatannya, yaitu mobil operasional Hyundai H-1 dan H-100, fixed wing Drone, Rotary Wing Drone, RTK GNSS-Leica GS18 T, multibeam echo sounder kongsberg geoswath 4R.
Kemudian juga ada sub bottom profiler kongsberg geopulse compact, single beam echosounder kongsberg EA440, instrumen pengukuran parameter oseanografi, grab sampler, Kapal Survei dan Riset ARA, high performance server, plotter, dan yang terakhir ada komputer untuk sarana pelatihan.
Hadir dalam acara ini, Dudi Sudradjat Abdurachim selaku Asisten Administrasi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat yang mewakili Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam sambutannya.
"Hubungan kerja sama ini adalah keputusan yang tepat bagi Indonesia dan Republik Korea. Melalui lembaga pendidikan seperti ITB dan Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) pemerintah Kabupaten Cirebon mampu memanfaatkan teknologi kelautan dan perikanan ini. Semua ini dapat terlaksana dengan perantaraan MTCRC sebagai lembaga riset kolaborasi antar negara," terangnya.
Penyerahan alat riset dari pihak Republik Korea kepada Indonesia disimbolisasikan dengan penyerahan sertifikat dan cinderamata antar kedua belah pihak.
- Baca juga : Pulihkan Ekonomi Bali, Kemenko Marves Terapkan Work From Bali Bagi ASN
- Baca juga : Dukung Kebijakan Satu Peta, Kemenko Marves Gelar Rakor Peta Tematik
Mewakili Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea, Ani Nigeriawati selaku Minister Counsellor for Trade and Investment Kedutaan Besar Indonesia di Republik Korea dan juga mewakili Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea, Deputi Song Sang Keun, keduanya menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kerja sama yang terus berlanjut dalam bidang riset dan teknologi. Kerja sama lainnya akan segera diwujudkan antar kedua negara ini kedepannya.
Penyerahan ini turut dihadiri oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Sesmenko Marves) Agung Kuswandono, Perwakilan dari Duta Besar Republik Korea di Indonesia Joonsan LEE, Asisten Deputi Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chan, Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan for Research and Innovation ITB I Gede Wenten, Presiden KIOST Kim Woong-seo, dan, Presiden KMI Chang Young-Tae.[]