Taheran - Kepala Penerbangan Sipil Iran Ali Abedzadeh membantah pesawat Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan Ukraina Ukraina International Airlines dengan nomor penerbangan PS753 yang jatuh di kawasan Iran karena serangan rudal. Kecelakan itu menewaskan 176 penumpang dan kru pesawat. Menurutnya, pertahan udara tidak akan melakukan serangan terhadap pesawat komersial. "Satu hal yang pasti, penyebab jatuhnya pesawat bukan karena terkena serangan rudal," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 10 Januari 2020.
Pesawat Boeing 737-800 jatuh pada Rabu lalu, 8 Januari 2020. Kecelakaan itu terjadi tak lama setelah Iran meluncurkan rudal ke dua pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Serangan Iran itu merupakan aksi balasan terhadap pembunuhan petinggi militer dan komando pasukan elit Quds, Jenderal Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara pasukan AS dengan menggunakan drone tanpa awak di Baghdad.
Bencana terburuk kedua di Iran sejak tahun 1988
Jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Ukraina International itu merupakan bencana terburuk di Iran sejak tahun 1988. Pada tahun itu, militer AS menembaki pesawat Iran Air yang diklaim tidak sengaja. Serangan itu menyebabkan 299 orang termasuk kru pesawat tewas.
Perdana Meneri Kanada Justin Trudeau pada Kamis, 9 Januari 2020 mengatakan beberapa sumber intelijen mengindikasikan bahwa sebuah rudal Iran menjatuhkan pesawat Ukraina International Airlines dengan nomor penerbangan PS753 setelah lepas landas dari Taheran. Perdana Menteri Trudeau berkomentar setelah melihat rekaman video yang memperlihat detik-detik pesawat itu menabrak sesuatu sebelum jatuh.
Alun-alun Naqsh-e Jahan, di kota Isfahan, adalah salah satu dari situs-situs budaya di Iran yang menjadi warisan Unesco. (Foto: BBC News|AFP)
Mengutip informasi dari sekutu dan juga intelijen Kanada, Trudeau mengatakan pesawat itu tampaknya terkena rudal darat. "Kami tahu mungkin itu tidak disengaja. Orang Kanada punya pertanyaan, dan mereka pantas mendapatkan jawaban," katanya kepada wartawan.
Serangan yang mungkin tak disengaja
Rekaman itu menurut New York Times yang diperoleh dari sumber resmi, telah diverifikasi. Dari rekaman itu memperlihatkan obyek yang bergerak cepat naik menuju pesawat sebelum kilatan terang terlihat, yang meredup dan kemudian terus bergerak maju. Beberapa detik kemudian ledakan terdengar.
Pernyataan Perdana Menteri Kanada mendapat dukungan dari pemimpin barat lain, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Ia mengatakan semakin banyak bukti yang menunjukkan pesawat itu terkena serangan ruda. "Mungkin tidak disengaja," katanya.
Presiden AS Donald Trump mengindikasi bahwa para pejabat di Washington percaya pesawat Boeing 737-800 dihantam oleh satu atau lebih rudal Iran sebelum mendarat dan meledak.
Iran minta Boeing ikut penyelidikan penyebab kecelakaan
Namun waktu itu Abedzadeh juga menolak tuduhan itu. Ia berkata,"Setiap pernyataan yang dibuat sebelum data diekstraksi (dari perekaman penerbangan kotak hitam pesawat)..... bukan pendapat ahli."

Kamis malam, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (USNTSB) mengatakan bahwa pihaknya telah menerima pemberitahuan resmi kecelakaan dari pemerintah Iran dan mengirim seorang wakil untuk bergabung dalam penyelidikan. Kementerian Luar Negeri Iran sebelumnya mengundang pabrikan pesawat Boeing Co untuk ikut dalam proses investigasi penyebab kecelakaan.
Pesawat jatuh beberapa menit setelah lepas landas. Menurut keterangan Organisasi Penerbangan Sipil Iran, tidak ada pesan radio dari pilot kepada petugas air traffic control (ATC). Pesawat itu membawa 82 penumpang dari Iran, 63 orang Kanada, 11 dari Ukraina, 10 Swedia, 4 dari Afghanistan, dan Jerman serta Inggris masing-masing 3 orang.[]
Baca Juga:
- Curhat Warganet Atas Ancaman AS Bombardir Situs Iran
- Alasan Iran Gempur Pangkalan Militer Amerika di Irak