Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi dan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, pada Sabtu, 27 Maret 2021, menandatangani perjanjian kerja sama selama 25 tahun. Penandatanganan dilakukan dalam sebuah acara yang disiarkan langsung melalui jaringan televisi pemerintah Iran.
"Hubungan kami dengan Iran tidak akan terpengaruh oleh situasi saat ini, tetapi akan permanen dan strategis," kata Menlu Wang Yi seperti dikutip oleh Kantor Berita Iran, IRNA, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Reuters, Sabtu, 27 Maret 2021. "Iran memutuskan secara independen hubungannya dengan negara lain dan tidak seperti beberapa negara yang mengubah posisi mereka dengan satu panggilan telepon."
Wang bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani, menjelang penandatanganan perjanjian tersebut. Kerja sama bilateral itu diharapkan mencakup investasi China di sektor-sektor utama, seperti energi dan infrastruktur.
Kesepakatan itu adalah contoh dari "diplomasi yang berhasil," kata penasihat Rouhani Hesameddin Ashena seperti dikutip dari media Iran. Kekuatan suatu negara terletak pada kemampuannya untuk bergabung dengan koalisi, bukan untuk tetap terisolasi.

Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengatakan dokumen itu adalah "peta jalan" untuk perdagangan, ekonomi dan kerjasama transportasi, dengan "fokus khusus pada sektor swasta dari kedua belah pihak."
China, salah satu mitra dagang terbesar Iran dan sekutu lama, pada tahun 2016, setuju untuk meningkatkan perdagangan bilateral lebih dari 10 kali lipat menjadi 600 miliar dolar AS selama satu dekade.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pada hari Kamis, 25 Maret 2021, bahwa Beijing akan mencoba untuk melindungi kesepakatan nuklir Iran 2015 dan mempertahankan kepentingan sah hubungan Sino-Iran (ah)/Reuters/voaindonesia.com. []