Humbahas - Penampilan Lidia Kristina boru Panjaitan yang tak lain istri Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor selalu menarik perhatian warganya.
Pasalnya, Lidia kerap tampil anggun dan elegan dalam setiap acara termasuk saat kegiatan mendampingi sang suami, Bupati Dosmar Banjarnahor.
Paling menarik saat peringatan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2019 kemarin, Lidia tampil dengan batik corak aksara Batak. Penampilannya pun seakan menjadi magnet tersendiri saat menghadiri pelatihan Barista di Doloksanggul, sejak 2-4 Oktober 2019.
Banyak yang mengagumi corak batik yang dikenakan Lidia. Kepada Tagar, dia bertutur soal Hari Batik Nasional yang merupakan perayaan nasional, di mana batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada 2 Oktober 2009 lalu.
Menurut dia, rasa cinta terhadap budaya harus terus didorong Pemkab Humbahas, dengan melibatkan semua pihak termasuk Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Humbahas, yang kini dia pimpin.
Pembatik Batak
Terinspirasi dengan budaya batik, Pemkab Humbahas melalui Dinas Koperasi, Perdagangan dan Industri serta Dinas Pariwisata telah melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap kelompok pengrajin batik.
Kelompok pengrajin batik binaan Dekranasda Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Karmawan Silaban)
Batik produk Kabupaten Humbahas dia pastikan bersaing untuk menghasilkan desain dan kualitas batik terbaik, karena memang sudah menjadi tuntutan atau permintaan pasar saat ini.
"Konsepnya tampil unik dan berbeda dengan motif batik daerah lain, Dekranasda menuangkan kreativitas para pembatik dengan berbagai corak dan motif tanpa menghilangkan budaya lokal," katanya.
Motif aksara Batak misalnya, menurut dia memberikan dampak yang cukup luas. Di samping belajar aksara Batak, masyarakat juga akan diedukasi untuk belajar mengenal dan mengeja aksara Batak yang dituliskan atau dicap dalam kain batik.
Berkat keseriusan pemerintah mengembangkan usaha kecil menengah (UKM) batik, saat ini melalui Menteri Hukum dan HAM, batik Humbahas telah didaftar agar memiliki indikasi geografis (IG).
"Keseriusan itu dilihat dari upaya dan langkah yang kita kerjakan, hasilnya untuk masyarakat pengrajin," sebutnya.
Beberapa motif dan corak yang sudah dihasilkan oleh pengrajin di Kabupaten Humbahas, mulai dari motif gorga Batak, buah kopi, parang Naga Dompak, hingga bendera milik Sisingamangaraja.
"Puluhan ribu helai sudah terjual ke berbagai daerah," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Humbahas Resva Panjaitan memberikan apresiasi terhadap upaya pemerintah Indonesia sehingga ditetapkannya batik oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Itu artinya, batik akan dilestarikan dan otomatis pula berbagai peluang akan tumbuh dari sana secara khsusus di sektor pariwisata.
"UKM batik di Humbahas misalnya diciptakan sebagai peluang menarik kunjungan wisatawan untuk melihat langsung proses pembuatan batik," kata alumni Universitas Nomensen Medan itu.
Dia menyebut, menggali warisan budaya terus didorong pihaknya agar generasi muda kelak tidak lupa dengan budaya sendiri, seperti Festival Naskah Nasional 2019 yang diadakan di Kabupaten Humbahas baru-baru ini.
"Upaya itu akan menumbuhkembangkan kecintaan generasi muda terhadap budayanya sendiri," katanya.[]