Jakarta - Politikus PDI Perjuangan sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM), Arteria Dahlan, mengaku kaget atas tuduhan dirinya yang dianggap sebagai cucu dari seorang tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera Barat (Sumbar).
Arteria mengaku tidak menyangka persoalan yang berawal dari pernyataan Puan Maharani soal Sumbar dan Pancasila itu bakal merembet membawa nama dan silsilah keluarga besarnya.
"Kaget ya kalau saya, jujur kaget. Kemudian juga prihatin," kata Arteria Dahlan dalam wawancara bersama Tagar TV, Sabtu, 12 September 2020.
"Pada saat kita bicara mengenai substansi mengenai mbak Puan kemudian saya bisa mengklarifikasi dengan baik, sehingga positioning-nya Mba Puan maupun statement beliau bisa juga meyakinkan publik, tiba-tiba dihadirkan cerita baru yang cenderung yang sangat jauh dari fakta yang sebenarnya," ujar dia.
Arteria mengatakan, banyaknya pemberitaan yang justru semakin menyebarkan pelintiran hoaks menjadi begitu mengherankan. Pasalnya, awal pembicaraan di program Indonesia Lawyers Club hanya mengangkat soal pernyataan Puan Maharani yang dianggap memantik polemik di masyarakat.
Lebih lanjut, Arteria pun tegas membantah dan meluruskan pernyataan tokoh pers Sumatera Barat (Sumbar) Hasril Chaniago yang menyebut dirinya cucu dari seorang tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Politikus PDIP Arteria Dahlan. (foto: Instagram/arteriadahlan).
Dalam wawancara bersama Tagar pada Rabu, 9 September 2020, Arteria juga sempat menceritakan kisah mengenai keluarga besarnya sebelum ia menjadi anggota DPR.
"Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI. Kakek saya dari pihak ibu: H. Wahab Syarif, seorang pedagang tekstil di Tanah abang, masuk jakarta tahun 1950. Tempat berlabuhnya para perantau minang saat tiba di Jakarta sebelum mereka memiliki rumah sendiri," kata dia.
"Nenek saya: Hj. Lamsiar, ibu rumah tangga biasa, yang melahirkan 7 anak, 6 jadi pedagang di tabah abang dan satu berprofesi guru: Hj. Wasniar (guru sd perguruan cikini lalu menjadi guru tata boga di SMKN 30 Pakubuwono Jaksel) yaitu Ibunda saya," ucap Arteria.
Selain tegas membantah pernyataan yang dianggapnya tak benar, Arteria juga merinci susunan keluarganya yang berasal dari keturunan orangtuanya secara rinci.
Ia menyebut bahwa kakeknya dari pihak ayah bernama H. Dahlan bin Ali yang merupakan seorang pedagang di sumatera barat. Sedangkan neneknya bernama Hj. Dahniar Yahya atau biasa disebut Ibu Nian, tokoh masjumi.
"Ibu Nian satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau lebih dari 50 tahun lamanya sampai th 1983 (guru ngaji 3 generasi). Seluruh orang Maninjau di Kukuban pernah mengaji ke Bu Nian. Ibu Nian juga pernah ditahan pemerintahan Sukarno karena diduga terlibat PRRI saat itu," tuturnya.
Meski begitu, dirinya mengaku tak akan membawa kasus ini keranah hukum. Ia menyebut, sebisa mungkin akan menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan dengan proses tabayun.
"Kemudian kami juga telah berbicara dengan yang namanya Nini mama, walau mereka ingin proses hukumnya adalah melaporkan ke polisi tapi saya masih bersikeras, kita enggak perlu lapor polisi. Orang sudah tahu kok, bukan PKI dan kalau kita lapor ke polisi dan sebagainya itu seakan-akan menjadi contoh yang buruk," kata dia.
Dalam perkara ini, Arteria mengutarakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan persoalan secara adat. Mengenai keinginannya itu, ia mengaku telah membahasnya bersama para tokoh setempat.
- Baca juga: Wawancara Khusus Hasril Chaniago Soal Arteria dan PKI
- Baca juga: Politikus PDIP Arteria Dahlan Bela Puan Maharani
Ikuti wawancara Tagar TV bersama Arteria Dahlan soal polemik silsilah keluarganya yang disebut beririsan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI):