Jakarta – Satu tahun lalu, 20 Februari 2020, Italia menjadi negara pertama di luar Asia yang mengonfirmasi pandemi infeksi virus corona (Covid-19) yang merebak di dalam komunitas. Pada hari itu Italia mengonfirmasi infeksi Covid-19 pertama yang terdeteksi di Negeri Pizza itu pada seorang laki-laki berusia 38 tahun dari Codogno.
Beberapa jam kemudian, seorang tukang atap berusia 77 tahun dari Vo, di wilayah Veneto, meninggal dan menjadi korban fatal pertama dari kasus yang merebak dalam masyarakat di Barat. Sejak itu, menurut Pusat Riset Virus Corona Johns Hopkins, virus tersebut telah menyebar ke seluruh dunia, menjangkiti lebih dari 111 juta orang dan menewaskan lebih dari 2,4 juta.
Wanita pakai masker mendisinfeksi tangan mereka di pusat Piazza Venezia, di Roma, 8 Maret 2020. (Foto: sandiegouniontribune.com/ASSOCIATED PRESS)
Sedangkan data di situs independen, worldometer, menunjukkan sampai tanggal 20 Feburari 2021 jumlah konfirmasi positif virus corona di Italia berjumlah 2.795.794 dengan 95.486 kematian. Dengan jumlah kasus 2.795.794 Italia ada di peringkat ke-8 dunia. Dengan jumlah kematian 95.486 Italia ada di peringkat ke-6 dunia setelah India (156.339), Meksikon (178.965), Inggris (120.365), Brasil (246.006), dan Amerika Serikat (509.888).
Laporan kasus harian virus corona di Italia (Sumber: worldometer)
Italia juga jadi negara pertama di dunia yang mengalami episentrum pandemi virus corona yaitu pada rentang waktu Maret – April 2020. Setelah Italia episentrum terjadi di Spanyol, Amerika Serikat, India, Brasil dan Afrika Selatan.
Paus Fransiskus dan Presiden Italia. Sergio Mattarella. pada Minggu, 21 Februari 2021, memperingatinya dengan memberlakukan Hari Personel Layanan Kesehatan, hari untuk menghormati para dokter, perawat dan penyedia layanan medis lainnya.
Pembeli mengantre di pasar ikan Rialto, saat larangan terbaru untuk pasar terbuka diberlakukan oleh daerah Veneto untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Venesia, Italia, Sabtu, 4 April 2020. (Foto: Antara/Reuters/Manuel Silvestri)
Paus menyebut dedikasi para pekerja kesehatan sebagai "sebuah vaksin melawan individualisme dan egoisme" yang "mencerminkan keinginan paling tulus dari dalam dasar hati manusia, yaitu dekat dengan mereka yang paling memerlukan bantuan, dan mengabdikan diri untuk membantu mereka." (vm/ft)/voaindonesia.com. []