Putussibau, (Tagar, 17/3/2017) - Pengembangan ekonomi daerah perbatasan harus dilakukan menyeluruh salah satunya dengan pembangunan jalan lingkar untuk pengembangan perbatasan.
Pembangunan lainnya juga membutuhkan dukungan lintas sektoral khususnya pembangunan jalan perbatasan yang dilakukan secara swakelola bersama Satuan Zeni TNI AD untuk membuka kawasan yang masih terisolir di perbatasan.
Demikian dikatakan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Sri Hartoyo, di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Jumat (17/3) pagi.
"Pusat ekonomi di Badau ini sudah ada tinggal kita kembangkan lagi dengan membangun jalan lingkar untuk menumbuhkan permukiman di sekitar perbatasan," lanjut Hartoyo.
Pembangunan infrastruktur permukiman untuk mendukung kawasan perbatasan Badau dengan alokasi dari APBN Rp 106,6 miliar dengan progres konstruksi saat ini sebesar 71,41 persen dan akan selesai tahun ini.
"Pembangunan untuk daerah perbatasan akan terus dilakukan sesuai dengan program nawacita Pak Jokowi," tutur Hartoyo. Pembangunan tahap II Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau dari Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) akan dilaksanakan tahun ini.
Ketika mendampingi presiden saat peresmian PLBN Badau di Kapuas Hulu, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, "Tahun ini, Kementerian PUPR melanjutkan pembangunan PLBN Tahap II yaitu zona sub inti dan pendukung dengan kotrak multiyears 2017 - 2018 sebesar Rp 167 miliar."
Menurut Basuki, pembangunan tersebut berupa perumahan petugas kepabeanan, keimigrasian, karantina, dan pengamanan, rumah ibadah, tempat makan, Wisma Indonesia, gedung serbaguna, kantor pengelola, serta pekerjaan pendukung lainnya.
Basuki juga mengatakan selain PLBN juga akan dibangun pasar modern dengan tujuan untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi diperbatasan sehingga penduduk negara tetangga juga bisa membeli barang dari Indonesia.
Terkait peresmian PLBN menurut Basuki merupakan pembangunan tahap satu yaitu zona inti PLBN, diatas lahan seluas 8,8 hektare dengan total luas bangunan 7.619 m2 dan biaya pembangunan sebesar Rp153 miliar.
Adapun bangunan yang berada pada zona inti meliputi Bangunan Utama PLBN, Pos Lintas Kendaraan Pemeriksaan, Bangunan Pemeriksaan Kargo, Bangunan Utilitas, Monumen, Gerbang Kedatangan dan Keberangkatan, serta Hardscape dan Landscape.
"Kawasan yang diharapkan dapat melayani hingga 360 pelintas per hari sampai dengan tahun 2025," tutur Basuki.
Bahkan lanjut Basuki pembangunan gedung PLBN Badau itu mengusung budaya lokal Kalimantan dengan mengadaptasi bentuk bangunan khas Rumah Panjang, penggunaan ornamen lokal, serta penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building). (rif/ant)