Jakarta - Siapa tak kenal Ustaz Abdul Somad (UAS)? Namanya tersohor sebagai pendakwah asal Indonesia. Belakangan UAS tersandung masalah hukum. Ceramahnya terkait salib di Masjid Agung An-nur, Pekanbaru, Riau dilaporkan sejumlah pihak ke polisi.
UAS kemudian mengklarifikasi di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta, Rabu 21 Agustus 2019, pukul 15.45 WIB. Dia mengaku dakwahnya di Riau digelar tiga tahun lalu, dalam kajian subuh.
Di balik kasus yang menimpa UAS, pria kelahiran Silo Lama, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara ini memiliki segudang prestasi mulai dari dunia pendidikan hingga karya-karya ilmiah.
UAS yang berusia 42 tahun bagian dari keluarga besar ulama asal Asahan, Syekh Abdurrahman atau lebih dikenal sebagai Tuan Syekh Silau Laut I.
Sejak menempuh sekolah dasar (SD), UAS sudah dididik dengan pendidikan berbasis Tahfis Alquran di SD Al-Washliyah, Medan.

Pada tahun 1993, selepas SD ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Al-Washliyah, Medan. Tak puas mengenyam pendidikan, UAS masuk Pesantren Darularafah Deliserdang, Sumatra Utara, selama satu tahun.
Di tahun 1994, UAS kembali melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek Indragiri Hulu dan sempat berkuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Demi mendapatkan beasiswa, UAS belajar dengan tekun. Pada akhirnya mengalahkan hampir 900an orang yang mengikuti tes beasiswa ke Mesir pada tahun 1998. Nama UAS tercantum dalam 100 orang penerima dana siswa ke Universitas Al-Azhar di Kota Kairo, Mesir.
Predikat S1 atau Licence (LC) pertamanya saat menempuh pendidikan di jenjang perkuliahan diperoleh pada tahun 2002 di Universitas Al-Azhar. Kemudian memilih Universiti Kebangsaan Malaysia untuk mengambil gelar S2. Namun, kuliahnya di negeri jiran hanya berjalan selama 2 semester.
Pasalnya UAS menjadi mahasiwa yang beruntung mendapatkan beasiswa terbatas AMCI (Agence Marocaine de Coopération Internationale) dari Kerajaan Maroko.
Beasiswa yang hanya dialokasikan untuk lima orang warga asing setiap kurun waktu tertentu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh UAS. Gelar S2 hingga S3-nya diraih tak lama di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Maroko.
Dalam waktu satu tahun 11 bulan, dia mendapat gelar D.E.S.A. (Diplome d'Etudes Superieurs Approfondies) yang berarti "Diploma Studi Lanjutan" pada akhir tahun 2006.
Pendidikan
- SD Al-Washliyah, Medan, tamat 1990.
- Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Al-Washliyah, Medan, tamat 1993.
- Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996.
- S1 Al-Azhar, Mesir, 2002.
- S2 Dar El Hadith El Hassania, Kerajaan Maroko, 2006.
Dosen
- Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
- Dosen Tafsir dan Hadis di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
- Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru.
- Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode 2009–2014.
- Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode 2009–2014.
- Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode 2009–2014.