Subulussalam - Jelang perayaan hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020 sejumlah harga bahan kebutuhan pokok di Kota Subulussalam, Aceh tampak berangsur naik.
Di pasar harian Subulussalam, Aceh aktivitas jual beli di pasar harian berjalan normal. Segala jenis komoditas bahan kebutuhan pokok masih tersedia.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kota Subulussalam, Asmial mengatakan, terkait situasi harga bahan pokok di pasar harian Subulussalam dirinya belum mendapat laporan dari tim pemantau pasar Disperindagkop dan UKM, namun sejauh ini menurutnya masih stabil.
Sudah sejak seminggu kemarin harga-harga bawang merah, cabe merah, tomat ini naik.
"Saya belum mendapat laporan. Bila pun naik, ya naik sedikitlah," ujar Asmial saat dikonfirmasi Tagar, Rabu 18 Desember 2019 siang.
Menurut Asmial hingga saat ini ketersediaan bahan kebutuhan pokok dipastikan aman dan terkendali. "Untuk saat ini harga-harga masih stabil lah. Gak tau beberapa hari kedepan, bisa-bisa mendekati hari H Tahun Baru harga jadi naik. Pokoknya laporan-laporan tim pemantau pasar sejauh ini juga tidak ada kendala apa-apa di pasar,, semuanya berjalan normal," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Tagar yang langsung mengecek harga-harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di pasar harian Subulussalam tercatat mulai Berangsur naik.
Seperti, Bawang merah dari Rp 26 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Tomat dari Rp 8 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram dan disusul Cabe merah dari harga Rp 22 ribu merangkak naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
"Sudah sejak seminggu kemarin harga-harga bawang merah, cabe merah, tomat ini naik," sebut Asni Angkat (45) salah seorang pedagang di pasar harian Subulussalam.
Sedangkan harga-harga komoditas yang lain ungkap Asni masih bertahan. Seperti bawang putih Rp 25 ribu per kilogram, cabe hijau Rp 20 ribu per kilogram dan cabe rawit Rp 25 ribu per kilogram.

Sementara harga gula pasir Rp 13 ribu per kilogram, minyak goreng curah Rp 12 ribu per kilogram. Namun, harga telur yang hingga saat ini masih bergerak fluktuatif, harganya di kisaran Rp 44 ribu per papan yang sebelumnya dikisaran harga Rp 38-40 ribu per papan.
Ketidakstabilan harga telur ini terjadi dalam sebulan terakhir yang disebabkan oleh hebohnya kematian Babi yang terkena virus Kolera, dimana bangkainya dibuang ke sungai dan ke laut, sehingga tingkat permintaan pasar akan telur cukup tinggi.
"Harga telur yang tidak tentu ni. Naik terus. Kemarin Rp 38 ribu, terus naik lagi Rp 40 ribu dan sekarang udah menjadi Rp 44 ribu per papan. Mungkin karena faktor Babi yang dibuang ke sungai kemarin ya?," tutur Nani (30) seorang ibu rumah tangga yang didapati Tagar sedang berbelanja sembako di pasar harian Subulussalam.
Sementara itu situasi pedagang ikan di pasar harian Subulussalam berdasarkan pantauan cenderung normal. Menurut Rudi (32) salah seorang pedagang ikan yang ditemui Tagar menyebutkan bahwa permintaan ikan masih bergerak stabil.
"Kalau sekarang omset penjualan ikan masih biasa-biasa saja, 200 kilo per harinya. Biasanya permintaan ikan itu nanti paling banyak pada saat mau malam Tahun Baru. Itu omset saya biasanya sampai 500 kilogram ikan yang terjual," kata Rudi.[]
Baca juga:
- Pemkab Gowa Kendalikan Harga Pangan Jelang Nataru
- Jelang Nataru Polres Gowa Razia Miras
- Jelang Nataru 3 Maskapai Extra Flight Jakarta-Solo