Jerman siap meluncurkan aplikasi smartphone untuk melacak virus Covid-19 pada minggu ini
Berlin - Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn mengatakan peluncuran aplikasi pelacak Covid-19 mengalami penundaan karena harus memastikan teknologi bluetooth akan bekerja pada jarak yang benar. "Itu akan datang minggu ini," ucapnya kepada televisi ARD, Minggu, 15 Juni 2020.
Namun Sphan menolak untuk mengkonfirmasi laporan media Jerman bahwa aplikasi akan diluncurkan pada hari Selasa, 16 Juni 2020. Menurutnya, aplikasi pelacak Covid-19 ini akan menjadi alat penting untuk membantu menghindari gelombang infeksi kedua.
Baca Juga: Jerman Longgarkan Lockdown, Kasus Positif Malah Naik
Aplikasi ini menggunakan radio jarak pendek bluetooth untuk mendeteksi dan menghubungi orang yang berisiko terinfeksi Covid-19. Apalikasi ini tidak bergantung pada database terpusat. Deutsche Telekom dan perusahaan perangkat lunak SAP terlibat dalam pembuatan aplikasi ini.
Spahn mendesak orang-orang yang ingin berlibur setelah kontrol perbatasan Eropa dilonggarkan pada hari Senin untuk berhati-hati. Mereka diingatkan untuk pada diri sendiri apakah perjalanan tersebut mendesak dan diperlukan.
Pertemuan massal dan layanan gereja di Jerman menyebabkan terjadi penyebaran virus dengan cepat
Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Senin, 15 Juni 2020, Jerman mencabut peringatan perjalanan untuk negara-negara Uni Eropa dan Inggris pada Senin ini. Negara itu akan menggantinya dengan saran perjalanan khusus untuk masing-masing negara dan wilayah.
"Kami membutuhkan keseimbangan yang tepat," kata Spahn. Ia menambahkan bahwa setelah pertemuan massal dan layanan gereja menyebabkan terjadi penyebaran virus dengan cepat.

Berkat pengujian skala besar, sistem kesehatan yang kuat dan tindakan penguncian atau lockdown yang dimulai pertengahan Maret, Jerman berhasil menekan jumlah kematian akibat Covid-19. Korban meninggal di Jerman relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain meskipun ada sejumlah besar kasus.
Sebelumnya pemerintah Jerman telah meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai US$ 10,8 miliar atau setara Rp 168,3 triliun pada Kamis, 23 April 2020. Bantuan pemerintah ini untuk dana tambahan tunjangan pengangguran dan pemotongan pajak baru untuk membantu para pebisnis yang terimbas Covid-19.
Baca Juga: Cegah Corona, Mulai Senin Jerman Wajibkan Masker
Kebijakan itu ditempuh pemerintah Jerman setelah sektor bisnis dibuka kembali pasca penguncian selama sebulan. Para politisi mengklaim pemerintah berhasil mengendalikan virus Covid-19.[]