Jakarta -Tim khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah menyiapkan skema restrukturisasi perusahaan untuk nasabah polis tradisional dan JS Saving Plan. Di sisi lain, PT Badan Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI telah menyiapkan pemberian penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 22 triliun untuk mendirikan perusahaan baru pengganti Asuransi Jiwasraya, bernama Indonesia Financial Group Life pada akhir 2020.
“Perusahaan ini diharapkan Desember sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kami sudah buatkan tim khusus untuk pendirian itu,” kata Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, Robertus Bilitea dalam video conference di Jakarta, seperti dikutip dari Emiten News.
IFG life nanti diharapkan menjadi perusahaan sehat, menguntungkan, serta memberikan layanan asuransi yang lengkap.
Menurutnya, melalui asuransi baru tersebut, nantinya BPUI akan mengalihkan seluruh kasus gagal bayar polis Jiwasraya kepada IFG Life. Dalam program penyelamatan polis, pemerintah akan menyuntikkan modal lewat PMN senilai Rp 22 triliun kepada BPUI. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 12 triliun pada 2021 dan Rp 20 triliun tahun berikutnya.
Melalui pendirian asuransi pengganti Jiwasraya, paling tidak pemerintah memiliki asuransi baru yang sehat dan lebih kuat dari sebelumnya. Asuransi baru ini juga diharapkan tumbuh dan menjadi perusahaan yang tidak hanya melayani Jiwasraya namun juga nasabah umum.
“IFG life nanti diharapkan menjadi perusahaan sehat, menguntungkan, serta memberikan layanan asuransi yang lengkap, bukan hanya kepada nasabah eks Jiwasraya melainkan juga kepada masyarakat umum,” tutur Robertus.

Direktur Utama Asuransi Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko mengatakan, anggaran senilai Rp 22 triliun untuk asuransi baru tersebut akan dioptimalkan sesuai kaidah hukum. Ia menjamin seluruh peserta atau kasus gagal bayar yang dialami Jiwasraya akan diselesaikan melalui perusahaan baru tersebut.
“Kita akan selesaikan 100 persen tapi dicicil jangka panjang. Apabila lebih cepat akan ada penyesuaian nilai tunai. Akan ada skema yang belum bisa saya detailkan. Intinya nilai tunai dan pengembangan kita cicil,” katanya.
Kebutuhan dana dalam rangka menyelamatkan seluruh pemegang polis sudah dihitung oleh manajamen baru Jiwasraya dan konsultan independen, mengacu total ekuitas Asuransi Jiwasraya saat ini yang sebesar negatif Rp 37,4 triliun. Hitungan itu akan memperhatikan kemampuan fiskal negara yang serba terbatas.
Menurut data Jiwasraya, jumlah pemegang polis mencapai 2,63 juta orang per 31 Agustus 2020. Lebih dari 90 persen nasabah adalah pemegang polis program pensiunan dan masyarakat kelas menengah ke bawah. []
- Baca Juga: Hexana: Kerugian Jiwasraya Rp16,8 Triliun Belum Final
- Nasabah Sebut Ada Pihak Tak Dukung PMN untuk Bantu Jiwasraya