Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menggelontorkan bantuan untuk para petani tidak mampu (miskin). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada petani kategori miskin dengan nominal Rp 600.000.
"Nominal itu meliputi Rp300.000 untuk bantuan tunai dan Rp 300.000 lainnya untuk sarana prasarana produksi pertanian," kata Airlangga usai menggelar rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, melalui video conference, di Jakarta, Selasa, 28 April 2020.
Bantuan besar 450.000 ton untuk petani miskin ini nantinya akan disalurkan oleh Perum Bulog yang dikoordinasikan dalam program Kementerian Sosial
Baca Juga: 4 Cara Jokowi Cegah Kelangkaan Pangan
Menurutnya, jumlah petani yang masuk kategori miskin sebanyak 2,44 juta orang. "Pemberian insentif ini juga dimaksudkan agar para petani bisa menanam pada periode berikutnya," tutur Airlangga.

Nah, yang sudah siap itu 300 ribu hektare, juga yang dikuasai oleh BUMN ada sekitar 200 ribu hektare
Airlangga menambahkan, dalam rapat minggu lalu juga sudah dibahas mengenai pemberian bantuan beras sebanyak 450 ribu ton. Bantuan ini nantinya akan disalurkan oleh Perum Bulog yang dikoordinasikan dalam program Kementerian Sosial.
Ia menjelaskan, Presiden Jokowi telah meminta BUMN dan daerah serta Kementerian Pertanian untuk membuka lahan-lahan persawahan baru. Diantaranya, untuk lahan basah atau pun lahan gambut di Kalimantan Tengah yang diperkirakan lebih dari 900 ribu hektare.
“Nah, yang sudah siap itu 300 ribu hektare, juga yang dikuasai oleh BUMN ada sekitar 200 ribu hektare,” tutur mantan Menteri Perindustrian tersebut.
Untuk menjaga pasokan dan stok pangan, terutama beras, Airlangga yang Ketua Umum Partai Golkar ini menyebutkan bahwa pemerintah perlu mengantisipasi kekeringan yang akan melanda di beberapa negara dan di Indonesia.
Simak Pula: Covid-19, Jokowi Beri BLT Masyarakat Miskin di Desa
“Walaupun dari BMKG menyampaikan bahwa tidak akan ada cuaca kering ekstrem, kita juga memonitor apakah ada di semester kedua nanti ada tantangan alam, apakah itu bentuknya kekeringan atau pun hama lima tahunan," ujar Airlangga.[]