Bandung, (Tagar 11/3/2019) - Capres petahana Joko Widodo mengingatkan, masyarakat memilih pemimpin harus yang berpengalaman mengurus negara, dan telah terbukti kinerjanya. Indonesia negara besar, tidak mudah dalam mengurusnya.
"Perlu saya ingatkan kembali, dengan negara sebesar ini tidak mudah dan tidak gampang mengurusnya. Jadi, jangan berikan amanah memimpin (presiden) kepada orang yang belum berpengalaman. Bagaimana jadinya kalau dipegang orang yang tidak berpengalaman. Jangan pikir mengurus negara itu mudah tinggal janji ini itu," tuturnya Jokowi di Bandung, Minggu (10/03).
Negara Indonesia itu negara besar lebih lanjut Jokowi menerangkan, dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa, tersebar di 34 provinsi, 500 kabupaten dan kota, serta memiliki 1.700 pulau yang harus diurus.
Disamping itu, menjadi pemimpin tertinggi itu perlu menguasai banyak permasalahan. Tidak hanya permasalahan yang menjadi isu nasional, tetapi harus bisa memberikan solusi atas permasalahan di tingkat kabupaten kota ataupun provinsi.
"Artinya, perlu pengalaman dalam mengelola negara yang besar ini. Tidak mudah memang, tetapi saya sangat beruntung diberikan oleh Allah SWT amanah dan memiliki pengalaman yang dimulai dari bawah. Walikota 2 periode, Gubernur Jakarta dan sekarang Presiden RI," jelasnya.
Pengamanan yang dimulai dari tingkat bawah tersebut kata Jokowi, menjadikan dirinya lebih berpengalaman dan mudah dalam mengelola negara sebesar Indonesia.
Jabar Jadi Miniatur Indonesia
Disamping itu, Jokowi mengimbau warga Jabar agar tidak terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan pada Pilpres 2019. Hal ini disampaikan Jokowi mengingat Jawa Barat menjadi miniatur Indonesia. Semua suku ada di Jawa Barat, Sunda, Jawa dan semua suku dari Sabang sampai Marauke ada di Jabar.
"Inilah miniatur Indonesia (Jawa Barat). Saya ingatkan, jangan sampai gara-gara urusan politik, baik walikota, bupati, gubenur atau pemilihan presiden kita menjadi terpecah belah. Tidak saling sapa antar kampung, antar tetangga, sodara bahkan teman sekalipun ini justru akan merugikan bangsa ini," imbau Jokowi.
Bagaimana bisa rugi? Karena modal terbesar Indonesia adalah aset persatuan, kerukunan dan persaudaran itulah yang menjadi aset besar bangsa Indonesia yang harus dijaga semua warga Indonesia.
"Masyarakat Jabar itu masyarakat yang penuh toleransi. Jangan sampai karena berita-berita hoaks dan fitnah. Kabar-kabar dan cara-cara yang tidak beretika menjadikan kita tidak lagi sebagai sodara sebangsa dan setanah air," tegas Jokowi.
Sebagai masyarakat Jabar yang dikenal menjunjung tinggi toleransi dan masyarakatnya yang memiliki intelektual tinggi harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
"Untuk itu apabila saya salah maka peringatkanlah. Saya juga tidak mau di puji-puji kalau saya salah peringatkan saja tidak apa-apa. Jangan menggunakan hoaks dan fitnah dalam mengkritisinya," ujarnya. []