Oleh: Syaiful W. Harahap*
Gejolak politik di Brasil diperburuk dengan penyebaran infeksi baru virus corona (Covid-19) yang terus mendera Negeri Sepak Bola di Amerika Latin itu. Laporan situs independen, worldometers, tanggal 5 Agustus 2021, pukul 08.32 WIB, menunjukkan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Negeri Samba itu tembus 20 juta yaitu 20.026.533.
Dengan jumlah 20.026.533 Brasil ada di peringkat ke-3 dunia di belakang India (31.810.782) dan Amerika Serikat (36.176.445) yang terus bercokol di puncak pandemi Covid-19 global.
Sedangkan jumlah kematian di Brasil dilaporkan 559.715 sebagai terbanyak kedua di dunia di belakang Amerika Serikat (AS) dengan 631.299 kematian.
Itu artinya kematian pada 1 juta populasi di Brasil mencapai 2.613. Sedangkan jumlah tes Covid-19 di Brasil 55.034.721 atau 256.923 per 1 juta populasi. Jumlah penduduk Brasil 214.206.978.
Di awal pandemi Covid-19 ketika episentrum virus corona terjadi di Italia yang selanjutnya ke Spanyo serta AS, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, malah sesumbar bahwa infeksi virus corona tidak lebih buruk daripada infeksi flu.
Menguburkan jenazah Covid-19 di kuburan massal di Manaus, Brasil (Foto: dw.com/en)
Bolsonaro mengikitu permintaan pendukungnya untuk membuka lockdown yang diterapkan di beberapa provinsi dan memecat menteri kesehatan. Bahkan, Bolsonaro empat kali mengganti menteri kesehatan.
Pandemi Covid-19 di Brasil menyebar bak Tarian Samba yang membuat rumah sakit kewalahan, persediaan oksigen habis, dan lain-lain yang memicu jumlah kematian sehingga membebani pemakaman.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menemui pendukungnya dengan bersalaman dan foto bersama dengan mengabaikan protokol kesehatan 3 Mei 2020. (Foto: bbc.com/REUTERS).
Bolsonaro memilih berpihak pada pendukungnya karena dia tidak ingin disalahkan jika terjadi resesi ekonomi. Soalnya, Bolsonaro masih ingin mencalonkan diri pada pemilihan presiden mendatang.
Dengan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 20.026.533 dan 559.715 kematian Negeri Samba itu akan menghadapi pandemi yang berkepanjangan karena Bolsonaro sendiri tidak menaruh perhatian terhadap upaya penangangan pandemi. []
*Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id