Oleh: Syaiful W. Harahap*
Ketika banyak negara, seperti Spanyol, sibuk melakukan vaksinasi virus corona pandemi justru merebak di Negeri Matador itu. Laporan situs independen, worldometer, tanggal 7 Januari 2021, menunjukkan jumlah kasus virus corona di Spanyol mencapai 2.008.054 dengan 51.552 kematian. Jumlah ini menempatkan Spanyol di peringkat ke-9 dunia dan peringkat ke-5 di Eropa.
Spanyol merupakan negara kedua di luar China yang pernah jadi episentrum virus corona di dunia setelah Italia yaitu pada rentang waktu Maret sampai April 2020. Setelah itu kasus turun dan landai, tapi mulai Agustus 2020 jumlah kasus terus bertambah banyak. Kasus harian terbanyak dilaporkan tanggal 27 Oktober 2020 yakni sebanyak 22.822.
Sedangkan jumlah kasus virus corona global sampai tanggal 7 Januari 2021 mencapai 88.345.616 dengan 1.903.513 kematian. Jumlah kasus ini dilaporkan 218 negara dan teritori serta 2 kapal pesiar mewah.
Penguncian (lockdown) pertama dilakukan pada Juli 2020 di beberapa wilayah. Selanjutnya lockdown dilakukan lagi pada Desember 2020 karena kasus harian baru yang banyak.
Warga berbaris menunggu jatah sumbangan makanan dari relawan gereja Santa Ana di Barcelona, Spanyol, 14 Mei 2020 (Foto: voanews.com/AP)
Dengan jumlah kasus 2 juta lebih Spanyol merupakan negara yang kesembilan dengan kasus lebih dari 2 juta. Negara-negara tersebut, yaitu:
Negara dengan jumlah kasus lebih 20 juta ada 1 negara, yaitu:
- Amerika Serikat 22.049.820
Negara dengan jumlah kasus lebih 10 juta ada 1 negara, yaitu:
- India 10.414.044
Negara dengan jumlah kasus lebih 7 juta ada 1 negara, yaitu:
- Brasil 7.961.673
Negara dengan jumlah kasus lebih 3 juta ada 1 negara, yaitu:
- Rusia 3,332,142
Negara dengan jumlah kasus lebih 2 juta ada 5 negara, yaitu:
- Inggris 2.889.419
- Prancis 2.727.321
- Turki 2.296.102
- Italia 2.220.361
- Spanyol 2.024.904
Sementara itu negara dengan jumlah kasus lebih 1 juta ada sembilan, yaitu: Jerman, Kolombia, Argentina, Meksiko, Polandia, Iran, Afrika Selatan, Ukraina dan Peru.
Belanda merupakan negara dengan kasus 800.000-an, disusul Indonesia dan Ceko dengan kasus 700.000-an.
Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) sudah mengingatkan bahwa vaksin tidak otomatis menghentikan pandemi sehingga protokol kesehatan tetap harus dilakukan sebagai ‘vaksin sosial’. Celakanya, banyak warga dunia di banyak negara yang mengabaikan protokol kesehatan. Itu artinya jumah kasus di tiap negara akan terus bertambah yang akhirnya melambungkan jumlah kasus global. []
* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id