Banda Aceh - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meresmikan tiga fakultas proyek 7 in 1 yang didanai Saudi Fund Development (SFD) di Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, pada Senin, 2 September 2019.
Tiga fakultas yang diresmikan Jusuf Kalla adalah Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), dan Fakultas Kelautan Perikanan (FKP).
Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal mengatakan di usia ke-58 ini, perguruan tinggi yang ia pimpin semakin dekat dengan visinya untuk menjadi universitas inovatif, mandiri, dan terkemuka di Indonesia.
Kiprah universitas negeri ini menurut dia semakin diperhitungkan pada level nasional, bahkan internasional. Lompatan prestasi signifikan Universitas Syiah Kuala, lanjutnya, dimulai sejak empat tahun lalu, setelah berhasil meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional.
Samsul mengatakan, universitas ini juga masuk ke dalam delapan perguruan tinggi terbaik di Indonesia versi Webometrics, nomor tujuh versi Scimago Institutions Rangkings, dan peringkat 14 nasional menurut Science and Technology Index Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Semoga universitas ini terus berkembang, terus menjadi kebanggaan, dan benar-benar menjadi universitas inovatif, mandiri, dan terkemuka.
Namun menurut Kemenristekdikti, peringkat umum Unsyiah saat ini masih berada di peringkat ke-23 di antara perguruan tinggi tingkat nasional. Kendati angka tersebut lima level lebih baik dari tahun lalu, Rizal menilai, Universitas Syiah Kuala masih memiliki peluang dan kesempatan yang sangat terbuka untuk terus berkembang di masa depan.
Ia melanjutkan, salah satu upaya mengembangkan dan mengangkat reputasi kampus ini adalah melalui penguatan kapasitas program studi. Saat ini, kata dia, Universita Syiah Kuala memiliki 135 program studi yang terdapat di 12 fakultas, program pascasarjana, serta Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Gayo Lues.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla usai meresmikan tiga fakultas proyek 7 in 1 yang didanai oleh Saudi Fund Development (SFD) di Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Senin 1 September 2019.(Foto: Tagar/Fahzian Aldevan).
“Hingga saat ini jumlah alumni Universitas Syiah Kuala telah mencapai 126.649 orang dan mereka telah berhasil membangun karier dan berkontribusi signifikan dalam masyarakat,” kata Samsul.
Sepanjang tahun 2019 ini, mahasiswa Universitas Syiah Kuala berhasil meraih 66 prestasi, yaitu 10 prestasi internasional, 26 prestasi tingkat nasional, 27 prestasi tingkat regional, dan 3 prestasi tingkat wilayah.
Prestasi terakhir Universitas Syiah Kuala adalah berhasil meraih Juara Umum pertama di IMT-GT Varsity Carnival di Wailailak, Thailand.
Universitas Syiah Kuala, kata dia, saat ini telah memiliki dua Pusat Unggulan Iptek (PUI), yaitu Atsiry Research Center (ARC) yang fokus pada riset tentang nilam dan Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) yang fokus pada mitigasi bencana.
Maka beberapa inovasi juga telah menunjukkan hasil, seperti inovasi padi hasil rekayasa sinar gamma, yang mampu tumbuh dalam cuaca kering, serta inovasi Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Skala Komersial.
Kondisi Unsyiah saat ini, menurut Rektor tidak terlepas dukungan dan bantuan dari semua pihak.
Dia berharap kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Universitas Syiah Kuala menjadi penyemangat bagi civitas Universitas Syiah Kuala untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya.
“Semoga universitas ini terus berkembang, terus menjadi kebanggaan, dan benar-benar menjadi universitas inovatif, mandiri, dan terkemuka,” ujarnya.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla sempat melakukan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Milad Universitas Syiah Kuala Ke-58 yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood.
Jusuf Kalla juga tercatat sebagai salah satu penerima anugerah Doktor Honoris Causa (Dr HC) dari Unsyiah pada tahun 2015 silam. Dia dianggap berperan besar dalam proses perdamaian Aceh. []
Baca juga: Rektor Syiah Kuala Apresiasi Jokowi Beri Perhatian Besar Untuk Aceh