Deli Serdang - Sekretaris Kelompok Tani Arih Ersada Aron Bolon (AEAB), Rembah Keliat mendapat teror dari orang tak dikenal yang diduga suruhan 'Mafia Tanah' di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Rembah menuturkan, sebelum kejadian ada satu unit mobil berhenti di depan rumahnya di Perumahan River Valey, Desa Durin Tonggal, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Minggu, 28 Februari 2021.
Untuk mendapatkan itu kembali, saya harus mengorbankan apapun itu yang ada pada saya
Malam harinya, sekira pukul 21:30 WIB, sebanyak tiga orang mengendarai dua sepeda motor tiba-tiba memukul kaca mobil Avanza Putih pelat BK 1760 AAD. Mobil rental itu digunakan Rembah untuk menghindari teror dari oknum tersebut.
"Siang itu ada mobil berhenti selama kurang lebih 15 menit di depan rumah kita. Tadi rencana kami mau keluar dari rumah. Karena aku takut tidur di rumah. Sebelum keluar dari rumah, ada dua sepeda motor yang pengendaranya sebanyak tiga orang," kata Rembah dihubungi Tagar, Minggu, 28 Februari 2021.
"Tiba-tiba mereka memukul kaca mobil sebelah kanan, tepatnya di dekat sopir. Kaca mobil dipukul pakai benda, bukan dilempar pakai batu. Jadi pecah kaca mobil yang kami rental. Dekat supir lah. Kaca depannya," ucapnya menambahkan.
Dia menduga, para pelaku pemukulan kaca mobil itu adalah suruhan mafia tanah yang hendak menguasai lahan petani seluas 30 hektar.

"Menurut saya, musuh saya itu cuma satu! Itu gara-gara tanah garapan eks PTPN II di Desa Durin Tonggal seluas 30 Ha. Makanya, mungkin mereka merasa terganggu dengan aku. Kenapa? Karena aku adalah pengurus kelompok tani. Aku enggak mau berdamai! Mereka menawarkan damai-damai kepada anggota, tapi kami tidak mau. Jadi mungkin mereka merasa kalau aku ini adalah seorang pembangkang," ujarnya.
Pengakuannya, semenjak anggota Kelompok Tani AEAB, Andre Ginting diculik mafia tanah itu, Rembah tidak pernah berani tidur di rumahnya. Sebab, dia merasa akan mendapat perlakuan yang sama seperti anggotanya.
"Memang berapa hari ini aku tidak tidur di rumah karena pengaruh penculikan anggota kita Andre Ginting. Mereka sudah pernah menculik Andre, dan itu akan terjadi pada saya. Mereka akan mengintimidasi saya," tuturnya.
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa Kelompok Tani AEAB akan terus memperjuangkan tanah yang mereka garap sejak tahun 1998. Lahan itu digunakan untuk bercocok taman oleh masyarakat Desa Durin Tonggal.
"Saya dan kami semua akan tetap memperjuangkan tanah garapan itu. Itu anggota saya ada kurang lebih 300 orang. Untuk mendapatkan itu kembali, saya harus mengorbankan apapun itu yang ada pada saya," kata Rembah.
Lebih lanjut, dia berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan perhatian terhadap persoalan yang mereka alami.
"Kelompok tani percaya kalau pemerintahan Jokowi bisa menyelesaikannya. Aku akan terus memperjuangkan. Jika nanti ada kesempatan untuk bertemu dengan Pak Jokowi dan Pak Kapolri, apapun itu akan aku usahakan. Karena, tanah rakyat kembali kepada rakyat," ucapnya.
Tak sampai disitu, dia juga meyakini Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Martuani Sormin beserta jajarannya akan menindaklanjuti penyerobotan dan pengrusakan lahan tani itu.
"Dari perbuatan mereka, saya merasa yakin Kapolda Sumatera Utara, Kapolrestabes Medan, bahkan Jokowi dan Kapolri akan semakin kasihan melihat warganya yang mengalami seperti ini. Saya akan terus berjuang," katanya.
- Baca juga: Diculik Mafia Tanah Deli Serdang, Andre: Kades Tahu Aku Diculik
- Baca juga: Kades Sebut Penculik Kelompok Tani di Deli Serdang Oknum Polisi
"Saya akan melapor ke Polrestabes Medan. Karena menurut saya, Kapolrestabes Medan akan melindungi saya. Saya akan minta perlindungan. Hari ini juga saya akan melapor," ucap Rembah menambahkan.[]