Yogyakarta - Perseroan Terbatas (PT) Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter), selaku anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau biasa dikenal dengan sebutan KAI resmi mengelola operasional kereta rel listrik (KRL) jalur Kutoarjo - Yogyakarta - Solo per 1 Oktober 2020 ini.
Meski begitu, untuk sementara KAI Commuter masih akan menggunakan Prambanan Ekspres (Prameks) yang melayani rute tersebut dengan menggunakan kereta rel diesel (KRD). "Untuk sementara sembari menunggu kelengkapan dan kesiapan sarana serta prasarana KRL di jalur itu, kami masih gunakan KRD dahulu untuk sarana melayani penumpang," papar Kepala Area KAI Commuter Wilayah Yogyakarta, Dedi Setiawan, Minggu, 4 Oktober 2020.
Menurut dia, sejatinya untuk prasarana utama pengoperasian KRL sudah siap digunakan terutama untuk jalur Yogyakarta - Klaten. Kesiapan itu ditunjukkan dengan sudah terpasangnya jalur Listrik Aliran Atas (LAA), termasuk kelengkapan pengamanannya seperti pengamanan LAA di setiap pintu perlintasan.
Baca Juga:
"Untuk sarana sebenarnya juga sudah siap. Kami tengah mengetes dua trainset di KRL Jabodetabek untuk mendapatkan 2.000 jam operasi operasional. Train set ini buatan PT INKA, nanti akhir Oktober akan diujicobakan di jalur Yogyakarta-Klaten untuk mengejar 2.000 jam tadi," jelas Dedi.
Sebuah mobil melintas di bawah kawat jaringan Listrik Aliran Atas (LAA) yang sudah terpasang di pintu perlintasan kereta api kawasan Sorowajan, Yogyakarta, Minggu, 4 Oktober 2020. (Foto: Tagar/Gading Persada)
Maka dari itu sebelum train set tadi diboyong ke Yogyakarta, pihak KAI Commuter akan menggunakan terlebih dahulu KRD yang ada untuk melayani pengguna kereta Prameks. "Paling tidak 2-3 bulan ini kami pakai KRD dahulu, baru setelah itu jika sudah siap semua, tentu KRL-nya kami keluarkan. Penginnya lebih cepat lebih baik untuk KRL ini kami luncurkan," papar dia.
Untuk sarana sebenarnya juga sudah siap. Kami tengah mengetes dua trainset di KRL Jabodetabek untuk mendapatkan 2.000 jam operasi operasional.
Dalam persiapannya, lanjut Dedi, terus dilakukan beberapa tahapan. Misalnya dengan menempatkan beberapa personel passanger service, lalu pemasangan kamera thermal scan. Ditambah penempatan mesin-mesin tiket serta pembuatan peron tinggi disejumlah stasiun.
Dia berharap hal itu meski dilakukan secara bertahap ke depannya standar KRL yang sudah diterapkan di Jabodetabek akan dibawa ke Yogyakarta. "Ke depannya standar yang ada di KRL Jabodetabek yang masuk Yogyakarta tentu kami berikan sentuhan Yogya untuk kearifan lokal. Tapi itu bertahap, karena saat ini kami babat alas dahulu," jelas dia.
Baca Juga:
"Bentuk layanan kami yang utama adalah kereta tidak mogok, dan jarak antarkereta akan semakin kecil sehingga diharapkan pada 2021 nanti KRL di Yogyakarta ini akan berhenti di setiap stasiun," tambah dia.
Sebelumnya saat berada di Yogyakarta, Dirut PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan pihaknya menugaskan anak perusahaan KAI yaitu KAI Commuter untuk mengoperasikan kereta api lokal di Daop 6 Yogyakarta dan Daop 1 Jakarta untuk semakin meningkatkan layanan kepada pelanggan. Selama ini KAI Commuter telah mengelola layanan KRL Commuter Line di Jabodetabek dengan melayani hingga 1 juta pelanggan per hari sebelum pandemi Covid-19.
"Kami mengharapkan KAI Commuter mampu menerapkan standar layanan yang tinggi sebagaimana selama ini sudah berhasil diterapkan pada layanan KRL Commuterline," sambung Didiek.
Baca Juga:
Dia menjelaskan, standar layanan dari KAI Commuter terbukti dapat meningkatkan jumlah pelanggan dari waktu ke waktu, serta indeks kepuasan pelanggan yang trennya semakin membaik. Pada masa pandemi ini, KAI Commuter juga masih melayani ratusan ribu pengguna per hari namun dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan.
"Pengelolaan KA lokal oleh KAI Commuter ini juga bentuk dorongan KAI kepada KCI untuk melakukan ekspansi ke luar wilayah Jabodetabek sesuai dengan perubahan nama menjadi Kereta Commuter Indonesia pada 2017 dari sebelumnya KAI Commuter Jabodetabek," ujar dia. []