Yogyakarta - PSIM Yogyakarta membuka harapan lolos 8 Besar Liga 2 2019 setelah mengalahkan Persatu 2-0 di pertandingan Wilayah Timur di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Minggu 13 Oktober 2019. Laga terakhir menjadi penentuan bagi PSIM meski nasib mereka juga ditentukan hasil pertandingan tim lain.
Tak nyaman memang bila nasib tim ditentukan oleh tim atau pertandingan lain. Bahkan dampak dari hasil pertandingan lain itu sangat besar sehingga peluang PSIM untuk lolos memang sangat tipis meski masih terbuka.
Kemenangan atas Persatu menjadikan posisi PSIM hanya naik satu strip. Kini, mereka menduduki peringkat enam dengan poin 27. Sama dengan Persis yang menduduki peringkat lima, namun mereka unggul head-to-head.
Saya tahu pemain dalam kondisi lelah karena menjalani pertandingan dengan jadwal yang padat. Namun pemain menunjukkan determinasi. Mereka bermain dengan hati sehingga mereka mati-matian demi nama besar PSIM
Di pertandingan terakhir penyisihan, Senin 21 Oktober 2019, PSIM menjamu Persis di Mandala Krida. Ini menjadi penentu bagi kedua tim untuk memperebutkan tiket ke babak berikutnya.
Hanya, nasib mereka ditentukan hasil pertandingan Martapura FC dan Persewar Waropen. Saat ini, Martapura FC yang menduduki peringkat tiga memiliki poin 28. Sedangkan Persewar memiliki poin sama dengan Martapura FC dan menempati posisi empat.
"Pertandingan melawan Persis menjadi penentuan. Ini adalah derby karena kami melawan tetangga sebelah. Tentu kami berharap meraih tiga poin. Dan dari situ tim semoga lolos 8 Besar," kata pelatih Liestiadi menanggapi laga terakhir PSIM yang menentukan harapan mereka untuk lolos.
Kemenangan atas Persatu juga menjadi debut manis Liestiadi yang menggantikan pelatih Aji Santoso yang mengundurkan diri. Menurut eks pelatih PSM Makassar ini, kemenangan tersebut setidaknya melepaskan PSIM dari ancaman degradasi. Ini berarti PSIM dipastikan bertahan di Liga 2 musim depan.
"Tambahan tiga poin, secara otomatis menjadikan PSIM tidak terdegradasi. Ini berarti PSIM sudah aman. Kami pun menatap laga terakhir itu," ujar Liestiadi yang tidak segan memuji performa pemain. Menurut mantan pelatih Persipura Jayapura ini pemain tampil dengan hati sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk PSIM.
"Saya tahu pemain dalam kondisi lelah karena menjalani pertandingan dengan jadwal yang padat. Namun pemain menunjukkan determinasi. Mereka bermain dengan hati sehingga mereka mati-matian demi nama besar PSIM," ucapnya.
Pemain Frustrasi
Sementara, pelatih Persatu Bambang Sumantri menyebutkan ada hal-hal yang membuat pemainnya frustrasi. Apalagi, pertandingan berjalan dengan tensi tinggi.
Semula Bambang enggan menyebut apa yang membuat pemain frustrasi. Namun dirinya pun membeberkan bila kinerja wasit Mansyur dari DKI Jakarta yang membuat pemainnya menghadapi tekanan mental.

"Pemain kami dibikin frustrasi di saat pertandingan dengan tensi tinggi. Masalah wasit yang membuat pemain frustrasi," ujar Bambang dengan nada keras.
Di pertandingan itu, pemain Persatu sempat mogok bermain sebagai bentuk protes terhadap wasit yang menghadiahkan penalti kepada PSIM. Namun, mereka akhirnya bersedia melanjutkan permainan.
"Keputusan wasit cukup kontroversial sehingga mengundang protes pemain. Saya juga sekadar menanyakan kepada asisten wasit terkait dengan keputusannya," ucap Bambang.
Di pertandingan itu, PSM harus bekerja keras memenangkan pertandingan. Beban harus menang membuat Ichsan Pratama dkk tak bisa bermain lepas di menit-menit awal.
Namun ketegangan mereka mulai mencair setelah Laskar Mataram unggul lewat gol ciamik Yoga Pratama. Gol Yoga tercipta di menit 28. Skor 1-0 bertahan sampai akhir babak pertama.
Di babak kedua, PSIM mendapat hadiah penalti di menit 53. Keputusan itu sempat diprotes pemain Persatu. Namun wasit tetap pada keputusannya dan Muhammad Dwi Rafi Angga sukses menuntaskan eksekusi. Skor berubah menjadi 2-0 untuk PSIM. Hanya tidak ada lagi gol tercipta sehingga skor itu bertahan sampai akhir pertandingan. []