Kampanye Iklan di Kota New York Gugah Kesadaran Terkait dengan Kesenjangan Gender di Dunia Kerja

Perusahaan kosmetik ini ingin lebih banyak orang membicarakan siapa yang duduk dan tidak duduk di ruang rapat direksi perusahaan-perusahaan
Perusahaan kecantikan E.L.F Beauty mendorong lebih banyak keberagaman di seluruh dewan perusahaan di Amerika Serikat dengan menggunakan kampanye disruptif untuk mengundang perusahaan lain untuk bergabung dalam gerakan ini. (Foto: voaindonesia.com - Grafik: Business Wire)

TAGAR.id, New York, AS - Sebuah kampanye sugestif yang meminta perhatian terhadap rendahnya keterwakilan perempuan dan kelompok-kelompok minoritas lain di posisi-posisi puncak perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) tersebar di berbagai penjuru distrik keuangan New York di Lower Manhattan baru-baru ini.

Slogan kampanye itu secara sederhana berbunyi "So many dicks, so few of everyone else”, yang bisa diartikan, “Terlalu banyak pria, terlalu sedikit yang lainnya”.

Laurie Lam adalah chief brand officer ELF Beauty yang berperan penting dalam menghidupkan kampanye iklan itu. Perusahaan kosmetik ini ingin lebih banyak orang membicarakan siapa yang duduk dan tidak duduk di ruang rapat direksi perusahaan-perusahaan.

Tujuan dari iklan yang menarik perhatian ini, kata Lam, adalah untuk menciptakan dampak dan menginspirasi orang lain, dengan membicarakan dan menyoroti fakta mengenai kesenjangan gender di dunia bisnis. Lam, misalnya, mencontohkan bahwa jumlah lelaki bernama Richard, Rick atau Dick sebenarnya melebihi jumlah kelompok masyarakat yang kurang terwakili.

Menurut Elf, saat kampanye digelar ada sekitar 550 orang lelaki bernama, "Richard", "Rick", atau "Dick", yang bertugas di dewan direksi perusahaan-perusahaan AS. Itu dari total 37.000 orang yang berada di posisi tersebut. Nama-nama lelaki lain juga ikut mendominasi dewan-dewan direksi.

“'So Many Dicks,' sebenarnya hanyalah salah satu komponen dari pendekatan kami untuk kampanye ini. Kami ingin mengajak orang-orang untuk menggandakan keterwakilan dalam posisi pimpinan dalam tiga tahun. Kami ingin gagasan ini jadi agenda utama di seluruh perusahaan AS dan di luar negeri."

Kampanye elfKampanye e.l.f. Beauty tersebar di berbagai penjuru distrik keuangan di Lower Manhattan, New York. (Foto: voaindonesia.com - Grafik: Business Wire)

Catalyst adalah organisasi nirlaba yang melacak dan meneliti kesetaraan gender di dunia kerja. Jennifer McCollum, Presiden dan CEO organisasi tersebut, mengatakan berdasarkan Fortune 500, atau daftar 500 perusahaan terbesar AS versi majalah Fortune, jumlah perempuan yang menjadi CEO hanya 10 persen dari total.

“Jika perhitungan itu melibatkan CEO dan jajaran eksekutif, angkanya berkisar sekitar 25 persen. Di jalur kepemimpinan tingkat menengah, atau manajer lini pertama, angkanya 40 persen. Padahal, jumlah perempuan yang memasuki dunia kerja sama halnya dengan jumlah lelaki,” kata McCollum.

Kesenjangan gender juga terbaca dalam hal gaji atau upah. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, perempuan rata-rata mendapat penghasilan sekitar 84 persen dari penghasilan lelaki.

Yang lebih memprihatinkan, menurut catatan Pew Research Center pada tahun 2023, 'kesenjangan gender dalam upah relatif stabil di Amerika Serikat selama sekitar 20 tahun terakhir.'

Lam dan Elf Beauty mengatakan, fakta menunjukkan, sebetulnya ada banyak keuntungan yang diperoleh dari dewan direksi yang memupus kesenjangan gender dan kelompok-kelompok minoritas lain.

“Keberagaman dalam dewan penting, tidak hanya baik untuk lingkungan sekitar kita, namun juga untuk bisnis. Berdasarkan penelitian, kami mengetahui bahwa dewan direksi yang benar-benar memiliki keberagaman gender memiliki peluang 27 persen lebih besar untuk mengungguli dewan yang tidak memiliki keberagaman gender secara finansial. Selain itu, kami juga mengetahui bahwa dewan direksi yang memiliki keragaman etnis memiliki peluang 13 persen lebih besar untuk mengungguli dewan yang tidak memiliki keberagaman etnis,” jelasnya. (ab/uh)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kekerasan Berbasis Gender di Indonesia pada Tahun 2023 Capai 289.111 Kasus
Sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya tetapi hal ini dikarenakan lebih sedikitnya jumlah badan yang melapor