Jakarta - Bentrokan antara mahasiswa dengan polisi Hong Kong kini semakin meluas.Tak hanya jalan-jalan utama di bekas koloni Inggris itu, tapi telah merengsek hingga ke kampus-kampus. Sekelompok demonstrans menyerukan bala bantuan untuk rekan-rekan mereka di tiga universitas yang terjebak kepungan polisi. Mereka menyebut, kampus itu sebagai medan pertempuran penting yang tak boleh hilang.
Ini sudah hari kedua mahasiswa Chinese University terlibat bentrokan dengan polisi. Selain di Chinese University, kondisi di City University dan University of Hong Kong sama panasnya. Polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan mahasiwa. Polisi menyatakan mereka mempunyai kewenangan masuk ke dalam kampus untuk mengamankan para perusuh. Menurut polisi, kampus seharusnya tidak menjadi tempat persembunyian para perusuh. Tapi mahasiswa bersikeras bahwa mereka hanya mengemukakan pendapat, bukan para perusuh, dan berhak menjaga kampus mereka.
"Kampus merupakan tempat kebebasan akademik, ini bukan tempat umum yang bisa dengan mudah dimasuki polisi kapan mereka mau," kata seorang mahasiswa pasca sarjana Chinese University of Hong Kong yang tidak mau disebutkan namanya, seperti diberitakan dari koreatimes.co.kr, Kamis 14 November 2019.

Para mahasiswa memasang blokade dengan alat-alat olah raga di depan halaman kampus. Mereka kemudian membakar sebuah mobil sampah dan melemparkan bom bensin. Polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa yang mundur ke kampus. Polisi terus mengejar mahasiwa sampai ke lapangan olah raga.
Aksi demo berlangsung hingga larut malam. Rektor Chinese University Rocky Tuan Sung-Chi turun tangan meminta mahasiswa membubarkan diri. Namun mahasiswa bersikeras sehingga aksi demo berlangsung hingga malam hari. Dua mahasiswa bisnis yang menamakan diri mereka Cat dan Kelly menyatakan bertanggungjawab melindungi kampus.
Kely mengatakan aksi turun ke jalan ini sebagai wujud keprihatinan atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa. Mahasiswa mengutuk aksi kekerasan yang menyebabkan mahasiswa Hong Kong University of Sience and Technology bernama Chow Ts-lok tewas setelah jatuh di arena parkir. Selain itu juga kasus polisi menembakkan peluru tajam kepada pengunjuk rasa yang juga mahasiwa.
Seorang mahasiswa University of Hong Kong yang bermarga Lu menyatakan sangat kecewa dengan sikap rekotor Zhang Xiang yang justru mengutuk aksi mahasiswa melakukan demo menyerang polisi. "Zhang tidak mengerti apa yang terjadi. Ia hanya mementingkan dirinya sendiri. Aksi kami tidak bisa dibanding-bandingkan dengan kekerasan yang dilakukan polisi," katanya.
- Baca Juga: Aksi Demo Hong Kong, Sekolah dan Kampus Diliburkan
- Facebook Rekam Saat Polisi Hong Kong Tembak Pendemo