Jakarta - Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Dedi Mulyadi mengomentari kasus yang menimpa pegiat media sosial Permadi Arya atau Abu Janda yang diduga melakukan ujaran SARA dan penistaan agama lantaran menyebut 'Islam arogan'. Menurut mantan Bupati Purwakarta ini, Permadi merupakan pesohor yang banyak aksi namun minim referensi.
"Abu Janda adalah problem minimnya gagasan kaum influencer. Banyak aksi kurang isi. Banyak aksi kurang referensi," ungkap Dedi melalui keterangan tertulisnya pada Minggu, 31 Desember 2021.
Politikus yang biasa dipanggil Kang Dedi itu juga mengungkapkan, Permadi selama ini kerap muncul dengan pakaian tradisional Jawa. Tetapi, perbuatannya bukan cerminan dari budaya Jawa itu sendiri atau seperti pakaian yang ia kenakan.
"Saya malah bertanya, sebenarnya dia (Permadi) ini mewakili siapa?," tanya Kang Dedi.
- Baca juga : Hidayat Nur Wahid: Jaringan Orang Gila Pintar Pilih Korban
- Baca juga : Mari Elka Pangestu: Butuh 5 Tahun Pulihkan Ekonomi Indonesia
- Baca juga : Rocky Gerung: Sandiaga Uno Menteri Ekonomi Kreatif Tanpa Kreativitas
Atas segala kegaduhan yang ditimbulkan Abu Janda, Dedi menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan sosok cerdas untuk mengembangkan demokrasi. Bukan orang dengan berbagai tindakan yang membuka ruang perdebatan tanpa dasar dan hanya akan melahirkan konflik yang tak berkesudahan.
Abu Janda adalah problem minimnya gagasan kaum influencer. Banyak aksi kurang isi. Banyak aksi kurang referensi.
"Saatnya menata negeri ini dengan baik. Demokrasi harus diisi oleh orang-orang cerdas," sebutnya.
Adapun pemeriksaan terhadap Permadi Arya alias Abu Janda atas kasus cuitan “Islam arogan di akun Twitter-nya @permadiaktivis1 dilakukan pada Senin, 1 Februari 2021. []
