Banjarmasin (Tagar 23/1/2018) - Kayu sebagai bahan pembuatan kapal sudah mulai langka, namun kini ada alternatif bahan untuk membuat kapal, yaitu fiber. Pembuatan perahu yang akan dihibahkan Dinas Perikanan dan Kelautan Kalsel kepada nelayan juga akan menggunakan fiber sebagai bahannya.
Seperti diketahui bahwa tahun 2017 yang lalu Pemprov Kalsel menghibahkan lima (5) unit kapal berbahan kayu. “Untuk 2018 ini menjadi 15 kapal namun berbahan fiber,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, Syaiful Azhar kepada Tagar, Selasa (23/1).
Menurut Syaiful, perubahan bahan dasar kapal ini juga keinginan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor agar kita tidak selalu ketergantungan dengan kayu. “Nelayan di daerah kita terbiasa dengan bahan kayu, tapi seiring berjalannya waktu mudah-mudahan mereka terbiasa dengan bahan fiber ini.”
Terkait anggaran 15 kapal di 2018 ini, Syaiful mengatakan alokasi sekitar Rp 13,5 miliar di mana rata-rata satu kapal sebanyak Rp 700 juta. “Bercermin dari tahun lalu, jumlahnya meningkat dimana hanya Rp 3,5 miliar untuk lima unit kapal berbahan kayu,” tegasnya. Adapun sumber dana untuk bantuan tersebut berasal dari APBD dan kapal akan diberikan kepada nelayan dengan muatan sekitar 5 sampai 10 Gross Tonase (GT).
“Bantuan kapal itu akan diarahkan kepada nelayan kecil, bukan nelayan yang besar, makanya kita sesuaikan pula grose tonasenya di bawah 10,” ujar Syaiful. Lokasi nelayan yang akan diberikan bantuan berada di tiga kawasan, meliputi Tanah Bumbu, Kotabaru dan Tanahlaut.
“Semua akan dilakukan dengan proses lelang. Juga sudah ada pula produsen kapal fiber yang sudah go nasional di Tanah Bumbu, salah satu di antaranya yang sudah memproduksi banyak kapal dari fiber akan ikut lelang, yang jelas ini terbuka,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Tanah Bumbu, Kasim, mengakui untuk kapal fiber di daerahnya kurang begitu cocok. Namun, sebagai nelayan dirinya tidak bisa memilih kapal apa yang akan diperbantukan.
“Kalau program pemerintah kapal fiber, ya mau bagaimana lagi, namanya bantuan pemerintah, kita tidak bisa memaksakan pemerintah, tapi alangkah baiknya kalau kapal tersebut berbahan kayu,” kata Kasim. (adm)