Jakarta - Dua orang India muncul dari balik kawat pembatas dan menyaksikan langsung aksi pembakaran poster Perdana Menteri India Narendra Modi yang dilakulan oleh gabungan massa dari Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U), dan Persaudaraan Aksi (PA) 212 di Kedutaan Besar (Kedubes) India di Kuningan, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. Hal tersebut sontak membuat massa semakin riuh.
Sambil menunjuk kedua orang India itu, massa aksi demo serentak menyerukan untuk mengusir kedua orang India tersebut dari lokasi demo.
Setop, setop. Muslim.

Baca juga: FPI Bakar Poster PM Modi dan Usir Dubes India
"Usir, usir, usir," ujar massa serentak.
Tak takut dan enggan menghiraukan gertakan tersebut, kedua orang India itu malah semakin mendekati kawat pembatas.
Salah satu orang India itu kemudian maju sambil memegang dada dengan tangan kiri, dan menjulurkan tangan kanan untuk bersalaman dengan massa.
"Muslim. Muslim," ujar salah satu orang India itu.
Seketika massa langsung terdiam dan menyerukan kepada setengah peserta demonstrasi yang masih bersorak mengusir dua orang India itu untuk segera berhenti menggertak.
"Setop, setop. Muslim," ujar massa demonstrasi.
Baca juga: Alasan Dubes India Tak Ingin Temui FPI dan PA 212
Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat menjawab sejumlah pertanyaan awak media soal demonstrasi yang dilakukan FPI, PA 212, dan GNPF Ulama di kantornya, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (6/3/2020). (Foto: Tagar/Rahmat Fathan)
Sebelumnya, Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat kecewa karena FPI, PA 212, dan GNPF-U membakar bendera negara India ketika demonstrasi di Kedubes India di Jakarta pada Jumat siang, 6 Maret 2020.
Sebab itu tuntutan aliansi ormas di atas untuk berdialog dengan pihak Kedubes India hingga akhirnya massa berangsur bubar pada pukul 17.00 WIB tidak dipenuhi Pradeep
"Apakah teman-teman semua mencintai dan menghormati bendera merah putih? Dan bila ada yang membakar bendera merah putih apakah Anda akan menemui pembakarnya?" kata Pradeep di Kedubes India, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Maret 2020.
Dia menyangkal bila pembakaran bendera oleh massa aksi demonstrasi lantaran pihak Kedubes India enggan menemui FPI, PA 212, dan GNPF-U. Menurutnya, pemerintah India tidak mungkin diintervensi para demonstran dari negara lain.
"Apakah misalnya ada orang India mengatakan kepada orang Indonesia. Anda harus melakukan sesuatu, melakukan 'A', lalu mengancam. Kalau Anda tidak melakukan 'A', apakah mereka misalnya orang India atau negara lain berhak membakar bendera Anda? Apakah itu bisa dijustifikasi sebagai sesuatu hal yang benar," ujarnya. []