Jakarta - Jumlah kasus virus corona jenis COVID-19 secara global hampir mendekati 100 ribu. Lonjakan itu disumbang dari peningkatan kasus baru di Amerika Serikat (AS), China dan Korea Selatan. Tiongkok, tempat asal patogen, Kamis melaporkan 30 kematian dan 143 kasus terinfeksi baru, menurun dari angka tertinggi yang dilaporkan pada Februari.
Seperti dilaporkan dari Yahoo Finance yang mengutip Bloomberg, Jumat, 6 Maret 2020, jumlah total kasus yang dikonfirmasi di negeri Tirai Bambu ini naik menjadi 80.552 orang. Sedangkan Korea Selatan mengkonfirmasikan 518 infeksi baru sehingga menjadi 6.284 orang dan masih didominasi di kota Daegu bagian Selatan. Jumlah kematian di negeri Ginseng ini menjadi 42 orang.
Secara global, jumlah kasus pasien yang terinfeksi meningkat menjadi 97.869 kasus. Amerika Serikat juga menunjukkan peningkatan jumlah korban terinfeksi. Negara bagian Maryland, AS melaporkan tiga kasus infeksi virus corona pertamanya dan New Jersey ada dua, satu diantaranya petugas kesehatan.

Begitu pula di wilayah Seattle, kasus infeksi melonjak menjadi 20, dengan jumlah korban meninggal mencapai 11 orang. Dua sekolah di Manhattan - Collegiate School dan The Spence School - membatalkan kelas Jumat setelah orang tua murid terpapar virus corona setelah bepergian ke luar negeri. New York Times versi online menulis, Wakil Presiden, Mike Pence mengunjungi negara bagian Washington untuk memberikan dukungan penanganan kasus.
Sebelumnya Pence mengatakan setiap orang Amerika dapat diuji untuk mengetahui penyebaran virus bila diminta oleh dokter. Pence ditunjuk oleh Presiden Donald Trump untuk memimpin penanganan wabah mematikan itu. Trump menyatakan bahwa ia akan memimpin brifing penanganan virus. Namun beberapa pejabat kesehatan menilai pemerintahan Trump lambat merespon wabah corona.
"Ketika saya berbicara dengan beberapa pejabat negara, ada perasaan bahwa tes tidak akan diberikan kepada orang-orang yang memiliki gejala ringan," ucap Pence. Kata Wapres lagi,"Kami mengeluarkan panduan yang jelas, sesuai dengan perintah dokter, setiap orang Amerika dapat diuji."
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta komunitas internasional untuk menggunakan seluruh kekuatan memerangi wabah virus corona. "Ini bukan latihan. Ini bukan waktunya untuk mencari alasan. Ini waktunya untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan kemampuan memerangi virus corona," ucapnya.[]