Banda Aceh, Aceh - Kepala Dinas Perternakan Aceh, Rahmandi menyampaikan terimakasih atas perhatian semua pihak baik dalam bentuk kritik dan juga saran terhadap keberadaan ratusan yang ketahuan kurus di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
“Terimakasih atas kritik dan sarannya terkait sapi yang ada di UPTD IBI Saree,” kata Rahmandi dalam keterangan yang diterima Tagar, Minggu, 7 Juni 2020.
Meski begitu, Rahmandi berjanji akan menaruh perhatian lebih ekstra untuk memulihkan kondisi sapi kurus yang saat ini berada di kandang karantina.
“Di antara sapi kurus itu juga ada sapi betina yang kalau terlalu gemuk tidak bisa bunting,” katanya.
Menyikapi masukan masyarakat, Rahmandi mengatakan akan segera melakukan pembenahan. “Kritikan masyarakat kami jadikan pemicu untuk berbuat lebih baik lagi,” kata Rahmandi.
Rahmandi berjanji akan meningkatkan penyediaan pakan hijauan guna memperbaiki kondisi sapi yang berada di kandang karantina, termasuk memberi vitamin dan antibiotik selain pemberian pakan dengan memanfaatkan anugerah alam yang ada di lokasi UPTD IBI Saree.
“Dalam satu dua bulan ini kami akan memperbaiki kondisi sapi yang ada di kandang karantina dan kami yakin bisa,” ujarnya.
Sebelumnya ratusan sapi kurus itu viral di media sosial di Aceh sejak Kamis, 4 Juni 2020. Masyarakat mempertanyakan mengapa sapi-sapi yang dianggarkan menggunakan uang rakyat itu bisa kurus.
Amatan Tagar di lokasi pada Jumat, 5 Juni 2020, memang benar foto-foto yang beredar di medsos tersebut berasal dari UPTD IBI Saree. Di sana, ada sekitar 480 ekor sapi berbagai jenis yang dipelihara.
Kondisi sapi di UPTD IBI Saree, Aceh Besar, Aceh, yang terlihat kurus karena kekurangan pakan, Jumat, 5 Juni 2020. (Foto: Tagar/Rahmat Fajri)
Ratusan sapi tersebut dalam kondisi kurus dan memprihatinkan. Tulang rusuk sapi yang terbalut kulit pun terlihat jelas ketika dilihat dari jarak jauh sekalipun.
Ini menjadi peristiwa berulang terhadap tata kelola pemerintah yang buruk dan tidak dapat di toleransikan lagi. uang rakyat harus di kelola dengan benar dan satu rupiah wajib di pertangungjawabkan.
Kepala UPTD IBI Saree, Zulfadhli membantah ada ratusan sapi kurus di UPTD itu. Menurutnya, sapi kurus yang ada di sana hanya 5 persen dari jumlah total 480 ekor.
“Kalau kurus kali tidak, foto yang muncul di medsos sepertinya foto lama,” kata Zulfadhli.
Ia menjelaskan, sapi-sapi di UPTD itu kurus karena pakan tidak ditambah konsentrat. Hal ini karena pengadaan konsentrat terkendala anggaran. Apalagi, konsentrat yang diadakan pada 2019 sudah habis pada 21 Maret 2020 lalu.
“Sehingga sampai hari ini kita memberikan hijauan saja, ditambah dengan permentasi jerami. Memang fungsi kosentrat itukan untuk menambah suplemen makan,” ujarnya.
Sementara Koordinator MaTA, Alfian juga telah meninjau lapangan dan melihat langsung kondisi 480 ekor sapi pemerintah Aceh itu sedang dalam kondisi kurus dan tanpa makanan seperti tidak terurus secara baik.

Kondisi tersebut, kata Alfian, sangat bertolak belakang dengan rencana awal pemerintah Aceh membangun perencanaan dengan anggaran yang besar, tata kelola anggaran patut diduga berpotensi korupsi.
"Ini menjadi peristiwa berulang terhadap tata kelola pemerintah yang buruk dan tidak dapat di toleransikan lagi. uang rakyat harus di kelola dengan benar dan satu rupiah wajib di pertangungjawabkan," ucap Alfian.
Alfian menyebutkan, berdasarkan penelusuran MaTA terhadap penganggaran di UPTD IBI Saree tersebut sejak 2019 sampai 2020 sudah mencapai Rp 158 miliar lebih.
Alfian merincikan, untuk 2019, ada pengadaan pakan konsentrat untuk peternak sebesar Rp 2,3 miliar. Pengadaan hijauan pakan ruminasia Rp 1,8 miliar. Pembangunan padang pengembalaan Rp 1,5 miliar.
Sementara tahun anggaran 2020, lanjut Alfian, pemerintah Aceh telah mengalokasikan untuk pengadaan bibit sapi sebesar Rp 88 miliar. Kemudian pengadaan pakan ternak sapi mencapai Rp 65 miliar.
"Jadi pemerintah Aceh sudah mengeluarkan anggaran ke UPTD tersebut sejak 2019 dan 2020 sebesar Rp 158,6 miliar lebih, ini berdasarkan pagu anggaran APBA Aceh," sebut Alfian. []
Baca juga: