Yogyakarta - Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespons kerumunan pengunjung kopi jos di sepanjang Jalan Mangkubumi Kota Yogyakarta. Kerumunan tersebut viral di media sosial.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, pembatasan jumlah pengunjung di suatu tempat bisa mengurangi penyebaran virus corona. Terutama di tempat makan. "Pengunjung hanya bisa membeli makan untuk dibawa pulang. Enggak bisa dimakan di tempat," kata dia, Senin, 21 September 2020.
Baca Juga:
Menurutnya, kebijakan tersebut sudah pernah dilakukan beberapa bulan lalu. Hasilnya, cenderung tidak ada kerumunan di suatu tempat. Apabila terdapat sebuah kerumunan, semata bukan salah pengunjung saja. Namun, pemilik usaha juga bisa jadi penyebab kerumunan. "Sebab pemilik usaha tidak melaksanakan protokol kesehatan. Risikonya kami bisa tutup usahanya," katanya.
Kalau jam malam kan sama sekali tidak boleh keluar dari rumah.
Ia menegaskan, pembatasan jumlah pengunjung berbeda dengan jam malam. Jika jam malam diterapkan, masyarakat tidak boleh keluar. "Kalau jam malam kan sama sekali tidak boleh keluar dari rumah," jelasnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY ini menilai penerapan protokol kesehatan secara ketat belum bisa mengurangi penyebaran Covid-19 di Yogyakarta. Sebab banyak masyarakat yang berkumpul-kumpul dan tidak menggunakan masker. "Ini tentu membahayakan diri sendiri dan orang lain," ujarnya.
Baca Juga:
Seperti diketahui, pelanggaran protokol kesehatan di kopi jos pertama kali mencuat saat akun Twitter @DosenGarisLucu mengunggah sebuah video yang berisi banyak pengunjung duduk berdekatan dan tidak pakai masker. "Yogyakarta, protokol kesehatan sudah diabaikan, Saatnya tarik rem darurat di kota pendidikan," tulis pengunggah memberi narasi dalam video tersebut.
Unggahan itu viral. Video yang diunggah pada 20 September 2020 pukul 22.12 WIB hingga kini postingan tersebut sudah dirituit sebanyak 3.981 dan disukai 5.457 orang. Komentar pun beragam.
Akun @Buruh Yogyakarta yang menyebut yang disalahkan jangan wisatawan saja. Dia juga menyayangkan pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di media soal Covid-19. Ada lagi komentar dari akun @nabilaselalubnr yang menulis, "kota pendidikan tapi kok orang-orangnyaa kaatak gak terpelajar gitu". []