Kata Polisi soal Penggundulan Tersangka SMPN 1 Turi

Propam Polda DIY memeriksa terhadap penggundulan tiga tersangka SMPN 1 Turi Sleman. Penggundulan ini memunculkan protes, terutama dari PGRI.
AKBP Rizky Febriansyah saat memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat 20 Desember 2019. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Polisi memastikan proses penyidikan tiga tersangka kasus susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta, berjalan profesional. Penyidik berhati-hati karena kasus yang menyebabkan 10 pelajar meninggal dunia ini menjadi perhatian masyarakat luas.

Mengenai polemik atas penggundulan rambut tiga tersangka pembina Pramuka SMPN 1 Turi ini, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini masih melakukan pemeriksaan internal terhadap penyidik Polres Sleman.

"Bahwa pada prinsipnya penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Sleman melakukan penyelidikan sangat dengan hati-hati. Kami melakukannya secara prosedural tidak mungkin kita semena-mena kepada tersangka," kata Kapolres Sleman Ajun Komisaris Besar Polisi Rizky Ferdiasyah kepada wartawan di Sleman pada Rabu, 26 Februari 2020.

Dalam menangani kasus, Rizky mengaku Polres Sleman memang mempunyai aturan internal. Sementara itu terkait polemik penggundulan tiga tersangka tragedi banjir bandang di sungai Sempor itu, Rizky masih menunggu hasil dari pemeriksaan Propam Polda DIY.

"Apakah (anggota) melakukan pelanggaran atau tidak. Prapom sudah turun ke Polres Sleman untuk melakukan pemeriksaan dan sudah berjalan. Kita belum tahu hasilnya apa," ucapnya.

Tidak mungkin kita memperlakukan guru tidak manusiawi. Kita tetap melaksanakan dengan aturan yang ada.

Namun yang paling penting, kata Rizky, yang sudah diketahui bahwa ketiga tersangka itu merupakan seorang guru. Tidak mungkin pihaknya memperlakukan mereka dengan tidak manusiawi.

Penyidikan kasus tersebut tetap memegang aturan dari aparat kepolisian yang ada, dalam hal ini Polres Sleman. "Yang harus saya sampaikan saya bisa seperti ini (polisi) karena guru. Anggota saya dan semua karena guru. Tidak mungkin kita memperlakukan guru tidak manusiawi. Kita tetap melaksanakan dengan aturan yang ada," kata Rizky.

Saat jumpa pers pada Selasa, 25 Februari 2020 di Mapolres Sleman, tampak ketiga tersangka musibah susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi Sleman memakai baju tahanan warna oranye dan kondisi rambut botak alias gundul. Kondisi itu memancing reaksi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Dalam statusnya di akun Twitter @PBPGRI_OFFICIAL, PGRI mendukung proses hukum atas sangkaan perbuatan tindak pidana tiga tersangka. Namun, PGRI menyoroti kondisi rambut tiga tersangka yang disebut dibotaki.

Dalam status Twittwer @PBPGRI_OFFICIAL yang diunggah pada 25 Februari 2020 pukul 21.23 WIB, tertulis:

Kegiatan bersifat outdoor di tengah cuaca seperti ini tdk dpt dibenarkan. Kesalahan apalagi kehilangan nyawa anak2 tercinta wajib diproses. Semua sama di depan hukum. Mmperlakukan guru dibotakin, digiring di jalanan sdh kah sesuai SOP? Yuk sama2 teduh hati, tulis akun @PBPGRI_OFFICIAL seperti dikutip Tagar, Rabu 26 Februari 2020.

Muncul respons dari netizen atas status Twitter @PBPGRI_OFFICIAL tersebut.

Itu tersangkanya kenapa digundulin sih? Kok kaya kriminal begal aja ya. Mereka kan guru. Iya sih lalai mereka, tapi kok sedih ya lihatnya kaya mereka ngelakuin kejahatan apa gitu, kata Vitri menanggapi rambut botak ke tiga tersangka. []

Baca Juga:

Berita terkait
PGRI Protes Pembotakan Tersangka SMPN 1 Turi Sleman
PGRI melalui akun twitter resminya memprotes tersangka pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman digunduli layaknya tersangka kriminal.
Penyesalan Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman
Tersangka IYA, pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman mengucapkan penyesalannya atas insiden susur sungai yang menyebabkan 10 pelajar meninggal.
Pengakuan Tiga Tersangka Pembina Pramuka SMPN 1 Turi
Tiga pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman ditetapkan sebagai tersangka dan ketiga ditahan. Pengakuannya mengejutkan dan menyepelekan alam.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.