Tokyo – Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga, meminta rakyatnya untuk terus waspada dari virus corona sementara keadaan darurat berakhir, Jumat, 1 Oktober 2021. Keadaan darurat terkait pandemi Covid-19 dicabut di 19 prefektur termasuk Tokyo, begitu pula keadaan semu darurat di daerah-daerah lain, karena kasus infeksi telah berkurang dari situasi puncaknya.
Sampai tanggal 30 September 2021, seperti dilaporkan situs independen, worldometers, jumlah kasus Covid-19 di Jepang mencapai 1.697.650 dengan 17.551 kematian.
Suga mengatakan tingkat vaksinasi di Jepang telah melampaui tingkat di AS, dengan sekitar 70 persen warganya telah divaksinasi sedikitnya satu dosis. “Kita mampu mencabut keadaan darurat sepenuhnya. 70% dari seluruh rakyat telah divaksinasi sedikitnya satu kali dan 60% dari mereka mendapatkan dosis kedua,” kata Suga.

Pemerintah Jepang akan melonggarkan berbagai pembatasan terhadap restoran dan kegiatan lainnya secara bertahap, tetapi warga Jepang diminta untuk tetap mengenakan masker dan menghindari kontak dekat.
Sejumlah komuter di ibu kota mempertanyakan mengenai makna keadaan darurat karena virus masih ada dan mereka harus mengikuti prosedur antivirus yang sama.
“Menurut pendapat saya tidak ada yang benar-benar berubah,” kata Kaori Hayashi. Karyawan kantor yang berusia 37 tahun ini menyatakan tampaknya cara hidup mereka tidak akan berubah setelah keadaan darurat dicabut dan mereka tetap perlu berhati-hati. “Saya akan tetap waspada dan menjalani hidup seperti biasa,” lanjutnya (uh/lt)/Associated Press/voaindonesia.com. []
Akhirnya Jumlah Kasus Covid-19 di Jepang Tembus Juga 1 Juta
Jepang Batasi Rawat Inap di Rumah Sakit Hadapi Lonjakan Covid-19
Covid-19 Melonjak di Jepang Saat Tokyo Jadi Tuan Rumah Olimpiade
2 Atlet Positif Covid-19 di Perkampungan Atlet Olimpiade Tokyo 2020