Jakarta - Pabrik tas di New Delhi, India dilalap di jago merah, menewaskan 40 pekerja pada Minggu, 8 Desember pagi waktu setempat. Menurut seorang pejabat, saat kebakaran terjadi, ada sekitar 100 pekerja pabrik yang memproduksi sedang tertidur di gedung berlantai empat itu. Lebih dari 60 orang berhasil diselamatkan.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyebutkan kebakaran besar pabrik tas Rehan sebagai musibah yang 'mengerikan. Perdana Menteri mengirimkan ucapan bela sungkawa kepada para korban yang meninggal dunia.
Seorang kepala pemadam kebakaran kepada BBC Hindi mengatakan bangunan pabrik itu tidak mempunyai fasilitas pemadam kebakaran yang layak. Selain itu, pabrik beroperasi secara ilegal. Media setempat melaporkan bahwa pemilik pabrik Rehan sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Seorang petugas kebakaran bernama Rasjeh Shukla dipuji sebagai pahlawan karena telah menyelamatkan 11 orang meskipun ia mengalami luka-luka. Penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui.
Menurut kronologis peristiwa, petugas pemadam kebakaran menerima telpon dari pabrik tas Rehan pada pukul Minggu pukul 05:22 waktu setempat atau 23:52 GMT (Sabtu). Api bermula dari lantai bawah dan menyebar dengan cepat hingga ke lantai tiga tempat para pekerja tidur. "Kami bangun begitu mendengar suara tangisan dan teriakan minta tolong," kata Ronak Khan, saksi mata yang tinggal lokasi tak jauh dari pabrik. "Kami melihat banyak orang yang terjebak api yang semakin membesar. Kami minta mereka naik ke atap agar mudah melakukan evakuasi. Namun karena api sangat besar, mereka tak bisa naik," katanya lagi.

Kondisi pabrik yang sulit dijangkau menyulitkan petugas melakukan proses evakuasi. Pabrik Rehan lokasinya berada di dekat Pasar Azad. Namun untuk masuk ke lokasi harus melalui gang-gang permukiman yang sempit. Tim penyelamat harus mengevakuasi dengan membawa korban di pundak satu per satu. Mereka juga harus merusak jendela untuk bisa masuk ke dalam gedung.
Duka Seorang Adik
Pabrik tas Rehan diketahui mempekerjakan anak-anak di bawah umur. Pekerja anak di India memang sudah menjadi sebuah kelaziman di tengah kondisi kemiskinan. Mohammmad Haider dan Bablu adalah dua kakak beradik yang masih berusia di bawah umur yang karena faktor kemiskinan terpaksa harus bekerja.
Mohammad Haider beruntung masih bisa diselamatkan, sementara kakaknya sudah terbujur kaku menjadi mayat dengan luka bakar di sekujur tubuh. Haider bercerita, mulanya ia merasa senang dan bersyukur mendengar kabar kalau adiknya telah diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran.
Namun Haider terpukul setelah setelah mengetahui kakaknya menjadi korban. "Saya baru tahu kalau kakak Bablu masihterjebak di dalam. Saya menemukan kakak sudah terbujur kaku," kata Haider dengan suara bergetar menahan tangis.
Kata Haider lagi,"Saya tidak pernah menyangka harus berpisah dengan kakak dengan cara yang seperti ini." Menurutnya, ia sempat mendengar suara kakaknya meminta tolong."Tapi tak mungkin saya bisa menyelamatkannya, api begitu besar." kata Haider.
Kota-kota di India sering dilanda hebat, faktor penyebab utamanya karena lemahnya penegakan aturan keselamatan. Perdana Menteri Modi pun mengakui kesulitan untuk mengantisipasi kebakaran di negaranya. Ia menggambarkan kebakaran di India suatu yang sangat mengerikan. Dalam kicauannya di twitter, Modi menyebutkan, api di Anaj Mandi Delhi di Rani Jhansi Road sangat mengerikan.[]
- Baca Juga: Polisi India Tembak 4 Pelaku Pemerkosa Dokter Muda
- Malaysia Pusing Ulah Ovestay Turis China dan India