Jakarta – Ketidakmampuan Amerika Serikat (AS) untuk menekan kekuatan militer China yang sedang berkembang, mendorong Beijing mempercepat rencananya untuk menyusun kembali tatanan internasional yang sesuai dengan citranya dengan dukungan kekuatan militer. Hal ini diungkapkan oleh seorang komandan militer AS kepada anggota konggres hari Selasa, 9 Maret 2021. Kekuatan militer China disebut sebagai "ancaman masa depan."
Kecemasan tentang perilaku agresif China bukanlah hal baru, pejabat militer dan intelijen AS berulang kali memperingatkan tentang investasi militer China, disinformasi, serta operasi mata-mata dan dunia maya semasa pemerintahan Presiden AS, Donald Trump. Namun, peringatan itu menjadi darurat baru di bawah Presiden Joe Biden. Menteri Pertahanan dalam pemerintahannya sekarang berulang kali menyebut China sebagai "ancaman masa depan."

"Saya khawatir mereka mempercepat ambisi untuk menggantikan Amerika dan peran kepemimpinan kita dalam tatanan internasional berdasar aturan," kata Laksamana Philip Davidson, komandan Komando Indo-Pasifik AS, di depan anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat.
Davidson menambahkan, "Mereka telah lama mengatakan ingin mencapainya pada tahun 2050". "Saya khawatir mereka membuat target itu lebih cepat." Davidson sendiri akan pensiun akhir tahun ini.
Davidson pada hari Selasa menyebut China "ancaman strategis jangka panjang terbesar bagi keamanan abad ke-21" (ps/lt)/voaindonesia.com. []