Jakarta – Wabah virus corona (Covid-19) kini menjalar ke daratan Eropa dan benua Amerika. Sejak beberapa hari yang lalu episentrum pandemi Covid-19 bergeser ke Amerika Serikat (AS) dan Italia serta Spanyol. Di Asia kasus Covid-19 merebak di Iran.
Ketika China, dalam hal ini Kota Wuhan di Provinsi Hubei, menghadapi wabah corona banyak negara yang anggap remeh. Bahkan, Presiden Donald Trump menyebut pandemi itu sebagai ‘virus China’. Kalangan milenial di AS seakan termakan pidato Presiden Trump sehingga mereka tetap berjemur di pantai.
Pakar-pakar melancarkan kritik keras terhadap ulah kaum milenial AS itu. Perlahan tapi pasti kasus demi kasus terdeteksi di AS yang akhirnya melewati Italia dan China sehingga ada di ‘puncak’ klasemen corona pada angka 188.524. Ini di atas Italia 105.792 dan China 81.518.
Ketika Italia menggeser posisi China dalam jumlah kasus positif Covid-19 kalangan ahli pun menyebut episentrum corona pindah ke Italia. Tapi, beberapa hari kemudian episentrum lagi-lagi bergeser kali ini ke seberang lautan di belahan timur yaitu ke AS dengan kasus terakhir 188.524.

Bukan hanya jumlah kasus yang terdeteksi yang membuat dunia kelabakan, tapi juga jumlah kematian di tiga negara justru jauh di atas kematian di China. Italia, misalnya, melaporkan 12.428 kematian. Ini empat kali lipat dari jumlah kematian di China sebanyak 3.305.
Sedangkan di Spanyol dilaporkan 8.464 kematian dan AS melaporkan 3.889 kematian. Prancis melaporkan 3.523 kematian. Empat negara (Italia, Spanyol, AS dan Prancis) mencatat kematian di atas China.
Di bawah China ada Iran dengan 2.898 kematian. Disusul Inggris dengan 2.898 kematian. Selanjutnya Belanda dengan 1.039 kematian.
Angka-angka ini akan terus bergerak sejalan dengan tes Covid-19 di beberapa negara. Indonesia sendiri sudah melaporkan 136 kematian, 1.528 kasus positif dengan 81 sembuh. []