Lembantongoa – Direktur Perlindungan Sosial Bencana Sosial Kementerian Sosial Sunarti secara simbolis serahkan bantuan sebesar Rp 458.426.000 kepada ahli waris dari warga yang meninggal di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Bantuan yang diberikan yakni berupa 200 paket sembako senilai Rp 65.000.000, santunan kematian 4 x Rp 15.000.000 yakni Rp 60.000.000, perlengkapan bermain serta belajar sebanyak 17 paket, sabun mandi 1.000 batang, hand sanitizer serta masker 300 paket, dan perlengkapan ibadah sebanyak 150 paket.
Melalui sambutannya, Sunarti sampaikan keprihatinannya atas adanya tragedi kemanusiaan yang menimpa terlebih di masa pandemi saat ini.
“Kami berharap dan berdoa semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi. Kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan isu yang menyesatkan,” ucapnya.

Sunarti pun tegaskan kembali akan komitmen pemerintah yang akan hadir dan peduli terhadap setiap warganya terlebih pada warga di Desa Lembantongoa yang sedang berkabung.
Selain itu, Kemensos juga berikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terhadap penyintas yang berhasil selamat dari tragedi kemanusiaan tersebut dengan melakukan teknik Progressive Muscular Relaxation (PMR).
“Tujuannya untuk membuat penyintas dapat merasakan rileks sehingga pikirannya dapat kembali disegarkan,” jelasnya.
Bantuan ini disambut baik oleh warga dengan berikan ucapan terimakasihnya kepada Presiden RI dan juga Menteri Sosial RI karena bantuan tersebut menurut mereka sangatlah membantu.
Sementara itu, Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyampaikan keprihatinannya atas adanya tragedi kemanusiaan yang terjadi dan mengakibatkan meninggalnya anggota masyarakat di Desa Lembantongoa, atas nama pemerintah bantuan disalurkan oleh Juliari berupa santunan kepada ahli waris sebagai bentuk simpati dan untuk meringankan beban dari para ahli waris.
Juga hadir dalam penyerahan di antaranya yakni Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Ridwan Mumu, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Sigi, Sabarudin, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Sigi, Camat Palolo serta Kepala Desa Lembantongoa.
Lalu pada akhir kegiatan, Kemensos bersama para tokoh agama, tokoh masyarakat setempat dan perwakilan dari gereja Bala Keselamatan beserta Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI) menyatakan komitmennya untuk menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di atas segalanya.
Mereka meyakini bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi bukanlah merupakan unsur agama, tetapi murni tindakan teror yang bertujuan untuk memecah belah keutuhan warga masyarakat pada umumnya.
Mereka yakin bahwa apa yang terjadi di Sigi murni merupakan tindak terror yang bertujuan untuk memcah belah dan bukanlah unsur agama. []
Baca juga:
- Kemensos: 500 Paket Sembako & 2 Ribu Sabun Mandi Wisma Atlet
- Hasil Survei LSI, Kemensos Posisi 3 Dipercaya Masyarakat